Selasa, 31 Desember 2013

Nyatamu Tak Menjawab Tanyaku



Aku bukan gadis kesepian. Dan bukan pula termasuk gadis tak menarik. Yaa… ke-pede-an mungkin. Tapi kenyataannya, bukan tak ada lelaki yang berusaha mendekatiku, bahkan sejak aku masih memakai seragam putih biru.
         Meski begitu, aku bukan gadis yang gampang jatuh cinta. Sampai usia ku yang kini menginjak 23 tahun, aku tak pernah berpacaran. Entahlah… apa karena memang belum ada yang cocok, atau memang aku yang belum siap menjalin komitmen. Maka jadilah hari-hariku diisi dengan membaca buku, menonton film di komputer, atau berselancar di dunia maya untuk mengisi hari-hariku setelah bekerja dan selain kumpul dengan teman-teman.

***

September 2010, 20.13 WIB
Malam ini sama seperti malam-malam sebelumnya. Aku sudah duduk rapi nan manis di depan komputer yang walau butut tapi masih menjadi kesayanganku. Memulai aktivitas yang juga hampir sama seperti malam-malam sebelumnya. Berselancar di dunia maya. Iya... untuk bertemu kamu.
Kamu, lelaki yang hampir tiga bulan terakhir cukup dekat denganku. Kamu, lelaki yang entah bermula darimana kita berkenalan yang pada akhirnya kita sekarang semakin dekat, walau masih di dunia maya.
Entah memang lagi ngetrend atau memang ketidaksengajaan, perkenalan lewat jejaring sosial facebook kita lakoni hampir setahun lalu. Berteman biasa dan saling meninggalkan komentar di status atau foto. Yang lama kelamaan, masih dengan kondisi kita pun saling tak paham darimana mulanya, kita semakin dekat. Tak saling berjanji, tapi kita saling mencari hampir setiap malam hanya untuk chatting membicarakan hari-hari yang telah kita lewati masing-masing. Yang kemudian obrolan via chatting pindah ke ponsel dengan format SMS, kemudian naik level menjadi saling bertukar kabar dengan menelpon, bercerita via ponsel.
Kita, mungkin bukan pasangan pertama apalagi satu-satunya pasangan yang menjalin hubungan seperti ini. Hubungan apa ini namanya, kita pun tak berusaha mendefenisikannya. Kita masih menikmatinya. Kita masih terus menjalaninya.

DiandraMyName : Akhir tahun kamu libur panjang kah?? Pulang ke Medan kan..?? Bisa ketemu..??

Aku memulai obrolan di Yahoo Messenger malam itu langsung dengan memborbardir pertanyaan.
Yaa… meski tak jarang kita sms-an dan telepon-an, namun paling tidak, tiga hari atau satu minggu sekali, kita pasti memanfaatkan Yahoo Messenger untuk berkomunikasi. Dan kita selalu bisa mengobrol panjang lebar kalau melalui dunia maya.

Riz_Sky : Aku usahakan. Kalau akhir tahun kan suka banyak deadline. Dan kalau pun pekerjaan ku selesai tepat waktu, jalanan pasti macet, aku gak bisa janji datang tepat waktu.
DiandraMyName : Banda Aceh – Medan berapa lama sih?? Bisakan kita ketemuan sambil tahun baruan??

Riz_Sky : 10 – 12 jam. Iya… aku usahakan, Di. Aku memang udah libur dari tanggal 31 Desember. Jadi mudah-mudahan aku bisa berangkat tanggal 30 malem dan udah di Medan tanggal 31, dan sorenya bisa ketemuan sama kamu.
DiandraMyName : Nah kaaann…!! Berarti bisa… ayolah Ky…!!
Riz_Sky : Iya… aku penasaran sama kamu. hehehe…
DiandraMyName : hahahah… ya kamu kira aku enggak..?? *eh :p

Dan malam itu obrolan pun berisi segala rencana pertemuan kita di malam tahun baru nanti. Aahh… jujur saja aku tak sabar menanti hari itu tiba.

***

30 Desember 2010, 22.05 WIB

Ponselku berdering membangunkanku. Aahh.. agaknya aku tertidur.
Aku udah di bus. Dan baru aja busnya berangkat.
Pesan singkat dari kamu baru saja kuterima.
Ku balas SMS-mu sesegera mungkin.
Oh iya… take care ya Ky… kalau sudah sampai kabari lagi. Aku ngantuk berat nih. Tidur duluan yaaa…
Sent Messages.

***


31 Desember 2010
Pagi ini terasa lebih cerah. Aaahh… aku seperti insan yang sedang jatuh cinta saja. Senyum-senyum sendiri sejak membuka mata. Eh.. apa iya aku jatuh cinta?? Batinku. Seperti ini kah rasanya??
           Ku lihat layar ponselku. Wallpaper dengan jumawanya terlihat tanpa ada pesan masuk atau panggilan tak terjawab.
            Ku lihat jam dinding di kamarku, sudah hampir jam sepuluh pagi. Tapi kamu tak ada kabar. Aku pun mencoba menghubungimu. Nihil. Panggilan dari ponselku tak kamu jawab.

Ky… udah sampai Medan kah…??
Sent Messages.

Jam dinding di kamarku sudah bergerak ke arah jam dua belas siang. Tapi sms ku tak juga berbalas. Aaahh… kenapa ini…?? Ada apa dengan Rizky…?? Apa dia berbohong padaku..? pikiran terjelekku akhirnya muncul.
Ku coba kembali menelepon kamu, malah ponselmu kini tak aktif. Ah,, mungkin ponselmu lowbat, kali ini aku mencoba berpikir positif.

***

Langit sudah hampir gelap, kabar darimu tak juga ku terima. Tapi aku tetap memutuskan akan ke tempat itu. Tempat dimana kita berjanaji, berjanji akan bertemu.
          Dan ku sempatkan mengirim pesan singkat sebelum aku berangkat ke tempat itu karena ponselmu masih tak aktif.

Ky… kamu dimana sih…?? Kok gak ada kabar..?? baik-baik aja kan..?? aku on the way ke TKP yaaa… sampai ketemu. Aku harap kamu nepati janjimu.
Messages pending.

Yak… rasanya aku ingin membanting ponselku. SMS ku tak terkirim. Berarti ponsel kamu masih belum aktif.

***

31 Desember 2010, 20.43 WIB

Maaf Di… begitu sampai Medan ponselku mati. Dan sesampainya dirumah aku charge tapi gak aku aktifkan. Maaf yaaa… bus ku juga tadi sampai Medan telat. Aku malah baru sampai di rumah jam 3 sore. Dan malah ketiduran. Sekarang aku on the way kok. Sampai ketemu di TKP yaaaa… :)

SMS kamu barusan cukup menenangkanku. Dan seketika saja raut wajahku berubah. Yaaa… kalau saja ada yang memperhatikanku pasti sangat terlihat jelas perubahan di wajahku.

Okey… gak apa..
oh iya..Aku udah di lapangan merdeka… lagi jalan menuju titik nol kilometer. kamu udah sampe mana…??

Kubalas SMS kamu secepatnya. Karena menelpon dengan suasana ramai seperti ini tentu tak ada gunanya. Yaaa… Lapangan ini sangat penuh sesak. Suara live music dari panggung utama tentu akan mengganggu, dan suara-suara petasan yang sesungghuhnya belum waktunya dinyalakan pun akan mengganggu pembicaraan via ponsel kalau dipaksakan.
            Suara pembawa acara dari panggung utama semakin riuh. Agaknya pergantian tahun sebentar lagi. Ku lihat jam tanganku menunjukkan pukul 23.50 WIB. Yaaa… sepuluh menit lagi kita akan ada di 2011. Dan ku lihat pula ponselku. Kamu tak membalas SMS ku yang terakhir. Aku masih saja bolak-balik duduk – berdiri, mondar-mandir disini menunggu kamu. Di titik nol kilometer kota Medan, tugu Pos Indonesia, bundaran Lapangan Merdeka Medan.
            Aku berlari kecil ke arah penjual minuman. Menunggumu cukup menguras energi. Ku lihat kembali jam tanganku sambil berjalan berbalik arah menuju titik pertemuan kita. Ku arahkan pandanganku ke langit malam. Kembang api sudah mulai memecah dengan cantiknya. Sepertinya sudah tepat jam dua belas. Tapi kamu…. aku belum menemukanmu.
            Sampai akhirnya… setelah aku memastikan bahwa ini tepat jam dua belas melalui jam tanganku, saat itu pulalah aku mematung, memastikan yang berdiri di depanku adalah kamu. Iya… Kamu, Rizky Satria.
“ Hey…” Katamu sambil tersenyum dan berjalan mendekatiku.
Sementara aku masih mematung.
“ Rizky…?” tanyaku mencoba meyakinkan.
“ Iya, Andra… ini aku… Sky..!!”
Ah… iya… yang didepanku kini memang kamu. Kamu yang suka usil memanggilku Andra padahal aku tak suka karena seperti nama cowok, dan kamu yang sok keren dengan menyebut dirimu sky, lelaki langit, katamu kala itu menjelaskan.
Jantungku pun berdegup tak karuan detik ini. Suara petasan, kembang api tak lagi terdengar keras, pecahan kembang api pun terasa melambat bak film… slow motion. Ahahaha… aku menertawakan diriku sendiri malam ini. Mungkin aku agak berlebihan. Tapi entahlah… bahagiaku malam ini memang sangat berlebihan, tumpah semuanya.
            Kamu mengulurkan tanganmu. Dan kita pun berjabat tangan. Suara keriuhan malam pergantian tahun pun usai ketika pada akhirnya kita jalan beriringan.
“ Maaf ya sudah membuatmu menunggu lama…”
“ Iya.. gak apa-apa. Aku kirain kamu bohong lho…” kataku sambil tersenyum tapi kesal. Tapi kamu malah tertawa renyah.
        Ahh… Rizky… kamu memang begini adanya. Dunia maya dan dunia nyata, kamu tak ada bedanya. Terkesan cuek dan usil.
         Jam sudah menunjukkan hampir jam satu dinihari. Kita masih larut dalam obrolan seru ditemani kacang rebus dan teh hangat di pelataran lapangan merdeka yang semakin lama keramaiannya semakin berkurang.
       Obrolan agaknya semakin seru dan mendalam. Tapi aku tak menemukan jawaban atas pertanyaan hatiku yang selama ini aku simpan.
“ Well… senang bisa ketemu kamu. Dan kita akan seperti ini terus kan…??” katamu masih dengan muka penuh senyum.
“ Haaa..??” aku sedikit tak paham.
“Iya… jujur, aku suka sama kamu, dan gak usah bohong kamu juga suka kan sama aku..?”
“Idiiihh… apaan..?? GR…!!” aku mencoba menutupi perasaanku.
“Andraaaa... Andraaaa… untuk sekarang, kamu gak usah nyanyi kayak lagu siapa itu… oh iya.. Armada Band… mau dibawa kemana hubungan kitaaa….”
Aku tersenyum kecil sambil mengernyitkan dahi.
“Kita ya seperti ini saja. Seperti sebelum-sebelumnya. Pertemuan kedua juga aku ga bisa janji apa-apa sama kamu.”
“Euumm…”
“ Sudahlah… pulang yuk…!!” Rizky menarik tanganku.

Sial… apa-apaan ini. Barusan itu adegan penembakan apa bukan..?? Lalu kita ini apa, Ky..? Pacaran bukan, trus teman tapi mesra..? atau hubungan tanpa status..??
Segala tanda tanya bermunculan di kepalaku. Tapi entah kenapa tak semuanya mampu keluar dari mulutku untuk kemudian kutanyakan padamu. Maka sepanjang jalan menuju rumah aku tak mau berpikir apapun, tak mau berpikir apa yang akan terjadi setelah ini, karena aku pun sungguh gak mengerti apa yang sedang aku alami.




NYATAMU TAK MENJAWAB TANYAKU – Adinda Juwitasari – #NulisKilat – @_PlotPoint @BentangPustaka


4 komentar:

  1. ihiiiy asik sekali,, bukan kisah nyata yang di fiksikan mbak adin? :P

    BalasHapus
  2. Hmm.. ternyata dirimu suka nulis drama begini toh. Pantas~~~

    BalasHapus
    Balasan
    1. haaaa... ini tuntutan lomba seeepp..
      dan apalah mksd komen "pantas" itu... duuhh... salting *eh :D

      eniwei.. trimakasih sudah mampir :)

      Hapus