Alhamdulillah sampaaaaiii..
Yak.. Angkutan umum yang sengaja kami sewa pun parkir rapi
di depan panti asuhan putra ini.
Panti yang beberapa bulan lalu masih sangat merisaukan,, tak terawat,,
dan adik-adik yang masih takut dan malu untuk mendekat.
Tapi hari ini… semua telah banyak berubah.
Kunjungan kami pertama dulu tak pelak hanya ingin berbagi
suatu kebaikan dengan sesama yang membutuhkan. Yaaa… mereka,, adik-adik di
panti asuhan putra Yayasan Al-Jamiyatul Washliyah Binjai.
Siapa sangka karena semangat besar kami pun, banyak pihak
yang pada akhirnya membuka mata dan ikut bersama membenahi panti ini.
Senang rasanya…
Panti ini terlihat lebih cerah,, lebih fresh :D
Dan hari ini,, kami pun disambut si adik kecil, Sinduaji.
“Halo…” kataku begitu turun dari angkot dan langsung menghampirinya.
Dia pun tersenyum manis memandang ku masih tanpa suara.
“Sindu..” teriak Dinda kemudian begitu turun dari angkot
juga.
Yaaa.. dia adalah salah satu penggemar berat Sinduaji. Bagaimana
tidak,, Bocah ini.. sejak pertama kami mengenal satu persatu adik-adik disini,
Sinduaji lah yang jadi idola kami semua. Bocah yang selalu tersenyum manis, berkata-kata
polos dan tak takut kami dekati.
“eh… ini kan kakak-kakak yang kemarin…” dia akhirnya angkat
suara.
“iiyaaa…!!” Jawabku sambil mencubit pipinya…
Ah.. senangnya dia masih mengingat kami, meski mungkin iya
tak ingat nama kami.
=========================
Beberapa saat kemudian,,,
“Kak..kak…” Sindu kembali angkat bicara ketika kami sedang
mempersiapkan ruangan tempat acara berlangsung.
“Iya… kenapa…?” tanyaku.
“Kakak-kakak ini yang C Lima kan..??” Tanya Sindu polos.
“hahaha….” Aku pun spontan tertawa renyah…
“bukan C lima adek… tapi lima sentimeter” aku berusaha
menjelaskan.
Dia pun hanya tertawa malu.
“Sindu puasa…??” tanyaku lagi.
Dia mengangguk.
“ udah ada yang bolong belum puasanya?”
Masih dengan tersenyum malu dia menjawab… “ada.. 1 hari
kak..”
“Lho… kenapa…??” mulai kepo deh sayah… eheheheh…
“Sakit pelut kak…” Desi malah menimpali :D
“Bukan…!!” Sindu protes dengan jawaban Desi.
“Jadi kenapa..?” tanyaku kembali.
“capek.. haus.. waktu kemarin latihan nari…” jawabnya
Aku pun tersenyum mendengar jawabannya dan melanjutkan
percakapan.
“Waahh.. Sindu bisa nari…??”
Dia mengangguk.
“ Nanti mau ya kakak suruh nari…”
Dia kembali mengangguk.
“Bener lho yaaa..??” Aku dan Desi mencoba meyakinkan.
“Iya kak… tapi abis buka puasa ya…!!”
“Hah…?? Kok gitu..??” aku mulai protes. Ehehehe…
“kalo sekarang aku malu…”
Hahaha… aku pun tersenyum lebar mendengar jawabannya. Masa iya
ada hubungannya malu tampil ketika puasa dan setelah berbuka.
Ah… Sindu,, Sindu… ada-ada saja kamu.
=========================
Lalu aku pun teringat kembali pada kunjungan kami yang
terdahulu.
Tak hanya Sindu,, ada adik-adik lain yang cukup menyita
perhatian.
Pasangan kakak adik Bintang dan Alif…
Bintang yang seketika menangis dan duduk dipojokan setelah
pembagian kelompok untuk kerja bakti disampaikan.
Ada apa gerangan..??
Kami semua bingung…
Dinda mencoba mendekat dan menenangkan. Ternyata si adik Bintang
sedih dipisah kelompok dengan kakaknya – Alif. Dia bersikeras ingin satu
kelompok dengan mas Alif, tapi ga berani bilang dengan kakak-kakak panitia
karena takut dimarahi.
Aku pun tersenyum haru mendengar penjelasannya melalui
Dinda.
“Siapa yang berani marahin..?” Dinda pun dengan sok lantang
menjadi pembela hanya demi menenangkan Bintang.
Dan seketika,, Sindu datang bak pahlawan,, membawa segelas
es jeruk untuk Bintang, sambil berkata..
“ Bintang ga boleh nangis,, kata ibu kita kan ga boleh
nangis. Ini buat kamu…”
Owh.. Subhanallah…
Begitu polos dan baik hatinya seorang Sindu.
Dan disinilah sosok Sindu menjadi fenomenal. :D
=========================
Bermain,, bercerita tentang mimpi dan cita-cita,, jadi
agenda utama kunjungan kami kali ini.
Senang rasanya melihat senyum,, tawa,, dan semangat mereka. Meski
puasa,, meski mereka mungkin masih kelelahan karena baru saja selesai acara
pesantren kilat dari sekolah mereka.Tapi masih ada harapan dan semangat di
wajah-wajah mereka.
Antusiasme mengikuti setiap permainan yang ada sangat patut
diacungin jempol.
Mulai dari adik yang sangat kecil sampai si adik yang sudah
berseragam putih abu-abu pun bgitu semangat mengikuti setiap permainan.
Bernyanyi,, bercerita,, dan meneriakkan mimpi-mimpi mereka.
Tak terasa bedug maghrib terdengar… buka puasa bersama pun
dilaksanakan.
Alhamdulillah… bisa duduk semeja,, berbagi takjil dengan
mereka sungguh akan sangat langka bisa terulang kembali.
=========================
Acara pun hampir selesai.
Pembagian hadiah kepada pemenang permainan pun dilakukan…
Hadiah kecil yang kami berharap dapat menambah senyum bahagia mereka.
Daaann.. lagi-lagi ini yang membuat haru…
“Terimakasih ya kak…” kemudian menyalim tanganku.
Aaahh.. 1 kalimat luar biasa yang terlontar dari setiap
mereka,, dan 1 tarikan tangan yang mencium punggung tanganku sungguh membuat bahagia
yang tak terkira.
Doa pun langsung terpanjat…
Semoga kalian menjadi orang-orang hebat kelak hey adik-adik…
menjadi anak-anak sholeh dan pintar… serta dapat meraih cita-cita dan mimpi
kalian seperti apa yang sudah kalian tulis di pohon impian.
Catatan untuk Project 9 – Sahabat 5cm Indonesia
Panti Asuhan Putra Al-Jamiyatul Washliyah, Binjai, SUMUT