Selasa, 23 Juli 2013

(Masih) Tentang Pagi dan Kita



Hey kamu...
Masih ingat pagi itu..?
Setahun lalu,, tanggal yang sama mungkin hanya hari yang berbeda
Pagi saat kamu seperti biasa menyapaku lewat jarak, melalui sinyal-sinyal provider
Ah.. aku tak pernah memintanya, tapi kamu setia melakukannya.

Dan di pagi itulah… tampaknya suatu kesetiaan bekerja…
Sehingga berujung pada satu ikatan.
Hmm.. tapi ku rasa ikatan itu bukanlah akhir, tapi awal untuk pada akhirnya kita memperjuangkan kesetiaan-kesetiaan lainnya.

Hey kamu...
Hari kita tetap sederhana..
Sapaan pagi, tawa kecil, senyum ramah, berbincang singkat, sampai berakhir pada ucapan selamat tidur.
Tapi itu cukup, tak perlu berlebihan, tak perlu berubah...
Meski setahun bukan tak pernah ada luka..
Tapi apa itu penting…??

Tetaplah menjadi kamu, dan aku akan tetap menjadi aku.
Tetaplah saling berjuang untuk kelak menjadi KITA.

Untuk hari kemarin, hari ini, dan hari yang  akan datang...
Tetaplah berdoa untuk kita ^_^

  (untuk tanggal dua tiga tahun pertama kita ^^)

Tentang Pagi dan Kita



Hey kamu...
Masih ingat pagi itu..?
Minggu pagi saat pertama kali aku berikan senyumku..
Kamu dengan pencarianmu, dan aku dengan penantianku...

Dan masih ingatkah pagi sebelumnya..?
Bermula dari langit yang masih gelap, itulah kita...
Kamu selalu tersenyum saat mendengarnya..
Suaraku saat bangun tidur..
Dan aku pasti selalu tertawa kecil setiap pernyataan itu kau ucapkan ^_^

Hey kamu...
Hari kita terlalu sederhana..
Sapaan pagi, tawa kecil, senyum ramah, berbincang singkat, sampai berakhir pada ucapan selamat tidur.
Tapi itu cukup, tak perlu berlebihan, tak perlu berubah...
Karena aku apa adanya aku.
Dan kamu adalah pelengkapnya.

Untuk hari kemarin, hari ini, dan hari yang  akan datang...
Tetaplah berdoa untuk kita ^_^

  (untuk tanggal dua tiga bulan pertama kita ^^)

Senin, 22 Juli 2013

Mereka Masih Punya Mimpi



Alhamdulillah sampaaaaiii..
Yak.. Angkutan umum yang sengaja kami sewa pun parkir rapi di depan panti asuhan putra ini.
Panti yang beberapa bulan lalu masih sangat merisaukan,, tak terawat,, dan adik-adik yang masih takut dan malu untuk mendekat.
Tapi hari ini… semua telah banyak berubah.
Kunjungan kami pertama dulu tak pelak hanya ingin berbagi suatu kebaikan dengan sesama yang membutuhkan. Yaaa… mereka,, adik-adik di panti asuhan putra Yayasan Al-Jamiyatul Washliyah Binjai.
Siapa sangka karena semangat besar kami pun, banyak pihak yang pada akhirnya membuka mata dan ikut bersama membenahi panti ini.
Senang rasanya…
Panti ini terlihat lebih cerah,, lebih fresh :D
Dan hari ini,, kami pun disambut si adik kecil, Sinduaji.
“Halo…” kataku begitu turun dari angkot dan langsung menghampirinya.
Dia pun tersenyum manis memandang ku masih tanpa suara.
“Sindu..” teriak Dinda kemudian begitu turun dari angkot juga.
Yaaa.. dia adalah salah satu penggemar berat Sinduaji. Bagaimana tidak,, Bocah ini.. sejak pertama kami mengenal satu persatu adik-adik disini, Sinduaji lah yang jadi idola kami semua. Bocah yang selalu tersenyum manis, berkata-kata polos dan tak takut kami dekati.
“eh… ini kan kakak-kakak yang kemarin…” dia akhirnya angkat suara.
“iiyaaa…!!” Jawabku sambil mencubit pipinya…
Ah.. senangnya dia masih mengingat kami, meski mungkin iya tak ingat nama kami.
=========================

Beberapa saat kemudian,,,
“Kak..kak…” Sindu kembali angkat bicara ketika kami sedang mempersiapkan ruangan tempat acara berlangsung.
“Iya… kenapa…?” tanyaku.
“Kakak-kakak ini yang C Lima kan..??” Tanya Sindu polos.
“hahaha….” Aku pun spontan tertawa renyah…
“bukan C lima adek… tapi lima sentimeter” aku berusaha menjelaskan.
Dia pun hanya tertawa malu.
“Sindu puasa…??” tanyaku lagi.
Dia mengangguk.
“ udah ada yang bolong belum puasanya?”
Masih dengan tersenyum malu dia menjawab… “ada.. 1 hari kak..”
“Lho… kenapa…??” mulai kepo deh sayah… eheheheh…
“Sakit pelut kak…” Desi malah menimpali :D
“Bukan…!!” Sindu protes dengan jawaban Desi.
“Jadi kenapa..?” tanyaku kembali.
“capek.. haus.. waktu kemarin latihan nari…” jawabnya
Aku pun tersenyum mendengar jawabannya dan melanjutkan percakapan.
“Waahh.. Sindu bisa nari…??”
Dia mengangguk.
“ Nanti mau ya kakak suruh nari…”
Dia kembali mengangguk.
“Bener lho yaaa..??” Aku dan Desi mencoba meyakinkan.
“Iya kak… tapi abis buka puasa ya…!!”
“Hah…?? Kok gitu..??” aku mulai protes. Ehehehe…
“kalo sekarang aku malu…”
Hahaha… aku pun tersenyum lebar mendengar jawabannya. Masa iya ada hubungannya malu tampil ketika puasa dan setelah berbuka.
Ah… Sindu,, Sindu… ada-ada saja kamu.


=========================
Lalu aku pun teringat kembali pada kunjungan kami yang terdahulu.
Tak hanya Sindu,, ada adik-adik lain yang cukup menyita perhatian.
Pasangan kakak adik Bintang dan Alif…
Bintang yang seketika menangis dan duduk dipojokan setelah pembagian kelompok untuk kerja bakti disampaikan.
Ada apa gerangan..??
Kami semua bingung…
Dinda mencoba mendekat dan menenangkan. Ternyata si adik Bintang sedih dipisah kelompok dengan kakaknya – Alif. Dia bersikeras ingin satu kelompok dengan mas Alif, tapi ga berani bilang dengan kakak-kakak panitia karena takut dimarahi.
Aku pun tersenyum haru mendengar penjelasannya melalui Dinda.
“Siapa yang berani marahin..?” Dinda pun dengan sok lantang menjadi pembela hanya demi menenangkan Bintang.
Dan seketika,, Sindu datang bak pahlawan,, membawa segelas es jeruk untuk Bintang, sambil berkata..
“ Bintang ga boleh nangis,, kata ibu kita kan ga boleh nangis. Ini buat kamu…”
Owh.. Subhanallah…
Begitu polos dan baik hatinya seorang Sindu.
Dan disinilah sosok Sindu menjadi fenomenal. :D


=========================
Bermain,, bercerita tentang mimpi dan cita-cita,, jadi agenda utama kunjungan kami kali ini.
Senang rasanya melihat senyum,, tawa,, dan semangat mereka. Meski puasa,, meski mereka mungkin masih kelelahan karena baru saja selesai acara pesantren kilat dari sekolah mereka.Tapi masih ada harapan dan semangat di wajah-wajah mereka.
Antusiasme mengikuti setiap permainan yang ada sangat patut diacungin jempol.
Mulai dari adik yang sangat kecil sampai si adik yang sudah berseragam putih abu-abu pun bgitu semangat mengikuti setiap permainan. Bernyanyi,, bercerita,, dan meneriakkan mimpi-mimpi mereka.
Tak terasa bedug maghrib terdengar… buka puasa bersama pun dilaksanakan.
Alhamdulillah… bisa duduk semeja,, berbagi takjil dengan mereka sungguh akan sangat langka bisa terulang kembali.


=========================
Acara pun hampir selesai.
Pembagian hadiah kepada pemenang permainan pun dilakukan… Hadiah kecil yang kami berharap dapat menambah senyum bahagia mereka.
Daaann.. lagi-lagi ini yang membuat haru…
“Terimakasih ya kak…” kemudian menyalim tanganku.
Aaahh.. 1 kalimat luar biasa yang terlontar dari setiap mereka,, dan 1 tarikan tangan yang mencium punggung tanganku sungguh membuat bahagia yang tak terkira.
Doa pun langsung terpanjat…
Semoga kalian menjadi orang-orang hebat kelak hey adik-adik… menjadi anak-anak sholeh dan pintar… serta dapat meraih cita-cita dan mimpi kalian seperti apa yang sudah kalian tulis di pohon impian.


Catatan untuk Project 9 – Sahabat 5cm Indonesia
Panti Asuhan Putra Al-Jamiyatul Washliyah, Binjai, SUMUT