Senin, 25 November 2013

Kita untuk Sinabung



08 Nov 2013, 07:29:57

Sepagi ini saya sudah mendapat sms. Dan isi sms bukanlah sms yang bisa diabaikan bgitu saja.
Nada Gultom, dari pihak Nyfara Foundation kembali mengajak teman-teman dari SIGi untuk kembali merapatkan barisan dalam aksi Peduli SInabung.
Yaaa… kita diundang rapat untuk membahas aksi Peduli Sinabung.
***

Gunung Sinabung, ternyata erupsinya di September 2013 belum berakhir. Justru tampaknya kini semakin parah. Di bulan November ini sudah berulang kali Sinabung erupsi. Penduduk kembali mengungsi.
Kita tentu tak dapat menutup mata, telinga, dan hati untuk berpura-pura tidak peduli dengan situasi seperti ini. Maka ketika kita mampu, maka tak ada alasan untuk menolak, berbalik arah, atau mundur demi peduli sesama.
***


16 November 2013

Setelah 2 kali diskusi, maka hari ini ditetapkanlah sebagai gerakan serentak beberapa komunitas di Medan untuk menggalang dana di beberapa titik jalanan kota Medan.

SIGi pun menyanggupi kegiatan penggalangan dana di seputaran Juanda-Polonia dan Taman Ahmad Yani.
Disertai gerimis dan hari yang mulai gelap, SIGi Medan tak gentar untuk berjalan dari satu ruas jalan ke ruas jalan lainnya, dari 1 mobil ke mobil lainnya, dari 1 warung ke warung lainnya, untuk mengumpulkan donasi.

***


24 November 2013

The Day.
Kumpulan Komunitas Anak Medan Peduli Sinabung, siap berangkat ke pos-pos pengungsian gunung Sinabung hari ini.

Dengan diawali doa bersama, pukul 10.30 pagi kami berangkat menuju TKP dengan satu angkot yang berisi seluruh donasi, dan 3 mobil pribadi yang berisi beberapa orang perwakilan dari tiap komunitas, diantaranya Nyfara Foundation, Berbagi Nasi Medan, SMPN 2 Medan, Medan Heritage, dkk.
 briefing dan doa bersama sebelum berangkat

Dan kali ini, dari SIGi mengikutsertakan 5 SIGiers yaitu saya, Nanda, Rani, Kak Syarifah, dan Yudhi Octantyo.
 ki-ka : Rani, Kak Syarifah, Yudhi, Nanda, Saya

Meski malamnya sempat hujan abu vulkanik yang cukup parah sehingga abu vulkanik mencapai Medan, tak menyurutkan langkah kami untuk berangkat.


13.00 WIB

Setelah sebelumnya singgah untuk makan siang di lokasi Penatapan, Bandar Baru, akhirnya kami sampai di Mesjid Istihrar Brastagi untuk menunaikan shalat zhuhur.

September lalu, saat kami pertama kemari pengungsi sangat sedikit berada di mesjid ini. Tapi kini, mesjid ini penuh, tapi Alhamdulillah bantuan masih cukup memadai. Maka kami memutuskan untuk menyalurkan bantuan ke lokasi pengungsian yang lain.

Sembari menunggu teman-teman lain yang masih sholat, sekitar pukul 13.20 WIB hujan abu turun lagi. Para bapak ibu saling berteriak-teriak menyuruh keluarga mereka masuk ke dalam mesjid, anak-anak pun berlari dari segala arah, adapula ibu dan bapak yang menggendong anak-anak mereka sambil berlari, dengan satu tujuan, ke dalam mesjid. Dan saya cukup merasa deg-degan namun hanya bisa terpaku melihat dan merasakan kondisi ini.

Seperti ini rasanya hujan abu vulkanik. Seperti ini rasanya ketakutan ketika hujan abu vulkanik mulai turun. Seluruh tubuh saya pun mendadak dipenuhi bintik-bintik abu vulkanik. Tapi ini mungkin tak seberapa. 

 abu vulkanik yang singgah di jilbab saya


13.30 WIB

Kami pun melanjutkan perjalanan. Sambil berkoordinasi dengan beberapa orang, diperolehlah informasi bahwa ada beberapa posko pengungsian baru yang dibuka karena letusan Sinabung tadi malam. Salah satunya di SMP Muhammadiyah 43 Kabanjahe.

Alhamdulillah, ketika kami tiba disana, bantuan untuk para pengungsi sudah cukup memadai, meski masih kesulitan air bersih. Dan disana ada teman-teman dari komunitas Sedekah Bareng yang sedang bermain dengan anak-anak.
temen-temen dari Sedekah Bareng sedang bermain dengan anak-anak

Maka kami pun melanjutkan pencarian posko baru lainnya.
Jambur Dalihannatolu. Posko ini baru dibuka jam 5 shubuh oleh pemuda karang taruna, dan baru saja diambil kewenangannya oleh bapak-bapak dari TNI. Maka jelas di posko ini belum tersentuh bantuan.
Hanya ada setumpuk kecil bantuan dari posko pusat. Dan kami pun menyalurkan bantuan ke lokasi ini. Lokasi yang sampai kami menurunkan bantuan pun, pengungsi tak henti-hentinya berdatangan dan mendaftarkan diri di sekretariat posko.

Hasil sementara, di posko ini dihuni oleh penduduk dari Desa Sigarang-garang, Desa Kutagugung, dan Desa Kuta Rayat.



 kondisi di posko pengungsian Jambur Dalihannatolu

serah terima donasi

 foto bersama


16.00 WIB

Kami pun tiba di posko selanjutnya. Posko pengungsian yang baru dibuka pukul 00.00 dini hari. GBKP (gereja) di jalan Kabanjahe – Kutacane. Di posko ini terdiri dari penduduk desa Kuta Rayat dan Desa Payung. 

Yaaa.. saya masih ingat bagaimana lokasi desa ini saat erupsi Sinabung September lalu. 2 desa tersebut masih bisa dijadikan desa tempat mengungsi dari penduduk yang rumahnya pada radius kurang dari 3 km. Tapi kini... Justru penduduk di 2 desa itu pun terpaksa harus diungsikan. Maka terbayanglah bagaimana dahsyatnya erupsi Sinabung kali ini.

Dan di posko ini, bantuan pun masih sangat minim. Air bersih tetap menjadi masalah besar pada posko pengungsian. Posko-posko pengungsian baru kesulitan air bersih. Selain itu fasilitas pendukung untuk para pengungsi pun masih belum memadai, seperti tong besar untuk menampung persediaan air, kuali besar, selimut, dan sebagainya.

 barang yang didonasikan

 kondisi posko pengungsian di GBKP jln. Kutacane


16.45 WIB

Kami pun bersiap untuk kembali ke Medan.
Dengan mengantongi beberapa list barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh pengungsi, kami merasa perlu untuk kembali kesana, kembali mengajak banyak orang untuk peduli, untuk membantu saudara-saudara kita di Kabupaten Karo. Membantu mereka dalam hal memenuhi logistik dan tentu saja membantu pemulihan psikologis mereka.

Ladang mereka habis, rumah mereka pun sudah tak lagi terurus bahkan ada yang atapnya bolong karena dihujani kerikil berulang kali. Sementara Sinabung belum tahu kapan sembuhnya.


kondisi Gunung Sinabung, 24 Nov 2013, 17.00 WIB


Bisakah kita diam mengetahui kondisi seperti ini…?

Kami, Sahabat Indonesia Berbagi (SIGi) Medan, mengajak siapapun Anda yang ingin bergerak, yang hatinya tergerak, untuk ikut peduli menyalurkan bantuan melalui…  


Rek. Mandiri  1060006998622 a.n Adinda Juwita Sari
Rek. BCA 8430211308 a.n Adinda Juwita Sari

Mohon konfirmasi ke no. 0856 681 95 687 setelah transfer.

Atau bisa hubungi ke nomor tersebut untuk info penyaluran donasi langsung.
Apapun, berapapun yang kita donasikan akan sangat berarti bagi mereka.

-NB. Donasi ditunggu hingga 11 Desember 2013-

Mari jadi orang hebat yang bergerak ketika tergerak.
@SIGiMedan