08 Nov 2013, 07:29:57
Sepagi ini saya sudah mendapat sms. Dan isi sms bukanlah sms yang bisa diabaikan bgitu saja.
Nada Gultom, dari pihak Nyfara Foundation kembali mengajak
teman-teman dari SIGi untuk kembali merapatkan barisan dalam aksi Peduli
SInabung.
Yaaa… kita diundang rapat untuk membahas aksi Peduli
Sinabung.
***
Gunung Sinabung, ternyata erupsinya di September 2013 belum
berakhir. Justru tampaknya kini semakin parah. Di bulan November ini sudah
berulang kali Sinabung erupsi. Penduduk kembali mengungsi.
Kita tentu tak dapat menutup mata, telinga, dan hati untuk
berpura-pura tidak peduli dengan situasi seperti ini. Maka ketika kita mampu,
maka tak ada alasan untuk menolak, berbalik arah, atau mundur demi peduli sesama.
***
16 November 2013
Setelah 2 kali diskusi, maka hari ini ditetapkanlah sebagai
gerakan serentak beberapa komunitas di Medan untuk menggalang dana di beberapa
titik jalanan kota Medan.
SIGi pun menyanggupi kegiatan penggalangan dana di seputaran
Juanda-Polonia dan Taman Ahmad Yani.
Disertai gerimis dan hari yang mulai gelap, SIGi Medan tak
gentar untuk berjalan dari satu ruas jalan ke ruas jalan lainnya, dari 1 mobil
ke mobil lainnya, dari 1 warung ke warung lainnya, untuk mengumpulkan donasi.
***
24 November 2013
The Day.
Kumpulan Komunitas Anak Medan Peduli Sinabung, siap
berangkat ke pos-pos pengungsian gunung Sinabung hari ini.
Dengan diawali doa bersama, pukul 10.30 pagi kami berangkat
menuju TKP dengan satu angkot yang berisi seluruh donasi, dan 3 mobil pribadi
yang berisi beberapa orang perwakilan dari tiap komunitas, diantaranya Nyfara
Foundation, Berbagi Nasi Medan, SMPN 2 Medan, Medan Heritage, dkk.
briefing dan doa bersama sebelum berangkat
Dan kali ini, dari SIGi mengikutsertakan 5 SIGiers yaitu
saya, Nanda, Rani, Kak Syarifah, dan Yudhi Octantyo.
ki-ka : Rani, Kak Syarifah, Yudhi, Nanda, Saya
Meski malamnya sempat hujan abu vulkanik yang cukup parah
sehingga abu vulkanik mencapai Medan, tak menyurutkan langkah kami untuk berangkat.
13.00 WIB
Setelah sebelumnya singgah untuk makan siang di lokasi
Penatapan, Bandar Baru, akhirnya kami sampai di Mesjid Istihrar Brastagi untuk
menunaikan shalat zhuhur.
September lalu, saat kami pertama kemari pengungsi sangat
sedikit berada di mesjid ini. Tapi kini, mesjid ini penuh, tapi Alhamdulillah bantuan
masih cukup memadai. Maka kami memutuskan untuk menyalurkan bantuan ke lokasi
pengungsian yang lain.
Sembari menunggu teman-teman lain yang masih sholat, sekitar
pukul 13.20 WIB hujan abu turun lagi. Para bapak ibu saling berteriak-teriak
menyuruh keluarga mereka masuk ke dalam mesjid, anak-anak pun berlari dari
segala arah, adapula ibu dan bapak yang menggendong anak-anak mereka sambil
berlari, dengan satu tujuan, ke dalam mesjid. Dan saya cukup merasa deg-degan
namun hanya bisa terpaku melihat dan merasakan kondisi ini.
Seperti ini rasanya hujan abu vulkanik. Seperti ini rasanya
ketakutan ketika hujan abu vulkanik mulai turun. Seluruh tubuh saya pun
mendadak dipenuhi bintik-bintik abu vulkanik. Tapi ini mungkin tak seberapa.
abu vulkanik yang singgah di jilbab saya
13.30 WIB
Kami pun melanjutkan perjalanan. Sambil berkoordinasi dengan
beberapa orang, diperolehlah informasi bahwa ada beberapa posko pengungsian
baru yang dibuka karena letusan Sinabung tadi malam. Salah satunya di SMP Muhammadiyah
43 Kabanjahe.
Alhamdulillah, ketika kami tiba disana, bantuan untuk para
pengungsi sudah cukup memadai, meski masih kesulitan air bersih. Dan disana ada
teman-teman dari komunitas Sedekah Bareng yang sedang bermain dengan anak-anak.
Maka kami pun melanjutkan pencarian posko baru lainnya.
Jambur Dalihannatolu. Posko ini baru dibuka jam 5 shubuh
oleh pemuda karang taruna, dan baru saja diambil kewenangannya oleh bapak-bapak
dari TNI. Maka jelas di posko ini belum tersentuh bantuan.
Hanya ada setumpuk kecil bantuan dari posko pusat. Dan kami
pun menyalurkan bantuan ke lokasi ini. Lokasi yang sampai kami menurunkan
bantuan pun, pengungsi tak henti-hentinya berdatangan dan mendaftarkan diri di sekretariat
posko.
Hasil sementara, di posko ini dihuni oleh penduduk dari Desa
Sigarang-garang, Desa Kutagugung, dan Desa Kuta Rayat.
foto bersama
16.00 WIB
Kami pun tiba di posko selanjutnya. Posko pengungsian yang
baru dibuka pukul 00.00 dini hari. GBKP (gereja) di jalan Kabanjahe – Kutacane.
Di posko ini terdiri dari penduduk desa Kuta Rayat dan Desa Payung.
Yaaa.. saya masih ingat bagaimana lokasi desa ini saat
erupsi Sinabung September lalu. 2 desa tersebut masih bisa dijadikan desa
tempat mengungsi dari penduduk yang rumahnya pada radius kurang dari 3 km. Tapi
kini... Justru penduduk di 2 desa itu pun terpaksa harus diungsikan. Maka terbayanglah
bagaimana dahsyatnya erupsi Sinabung kali ini.
Dan di posko ini, bantuan pun masih sangat minim. Air bersih
tetap menjadi masalah besar pada posko pengungsian. Posko-posko pengungsian
baru kesulitan air bersih. Selain itu fasilitas pendukung untuk para pengungsi
pun masih belum memadai, seperti tong besar untuk menampung persediaan air,
kuali besar, selimut, dan sebagainya.
barang yang didonasikan
kondisi posko pengungsian di GBKP jln. Kutacane
16.45 WIB
Kami pun bersiap untuk kembali ke Medan.
Dengan mengantongi beberapa list barang-barang yang sangat
dibutuhkan oleh pengungsi, kami merasa perlu untuk kembali kesana, kembali
mengajak banyak orang untuk peduli, untuk membantu saudara-saudara kita di
Kabupaten Karo. Membantu mereka dalam hal memenuhi logistik dan tentu saja membantu pemulihan psikologis mereka.
Ladang mereka habis, rumah mereka pun sudah tak lagi terurus
bahkan ada yang atapnya bolong karena dihujani kerikil berulang kali. Sementara
Sinabung belum tahu kapan sembuhnya.
kondisi Gunung Sinabung, 24 Nov 2013, 17.00 WIB
Bisakah kita diam mengetahui kondisi seperti ini…?
Kami, Sahabat Indonesia Berbagi (SIGi) Medan, mengajak siapapun Anda yang ingin bergerak, yang hatinya tergerak, untuk ikut peduli menyalurkan bantuan melalui…
Kami, Sahabat Indonesia Berbagi (SIGi) Medan, mengajak siapapun Anda yang ingin bergerak, yang hatinya tergerak, untuk ikut peduli menyalurkan bantuan melalui…
Rek. Mandiri 1060006998622
a.n Adinda Juwita Sari
Rek. BCA 8430211308 a.n Adinda Juwita Sari
Rek. BCA 8430211308 a.n Adinda Juwita Sari
Mohon konfirmasi ke no. 0856 681 95 687 setelah transfer.
Atau bisa hubungi ke nomor tersebut untuk info penyaluran
donasi langsung.
Apapun, berapapun yang kita donasikan akan sangat berarti
bagi mereka.
-NB. Donasi ditunggu hingga 11 Desember 2013-
Mari jadi orang hebat yang bergerak ketika tergerak.
@SIGiMedan