Senin, 22 Oktober 2012

Tentang Ujung Barat Indonesia



A.C.E.H. 

Empat huruf yang cukup memberi arti dalam perjalanan, petualangan saya menikmati alam, lingkungan, budaya, Indonesia. 

Daerah Istimewa Aceh, Serambi Mekkah, Nanggroe Aceh Darussalam, meski dengan berbagai macam nama, ACEH, tetaplah satu daerah, satu bagian dari Indonesia.
Provinsi paling barat Indonesia ini cukup membuat saya memperoleh banyak kenangan, pengalaman, pelajaran. Punya banyak teman-teman asal Aceh saat kuliah tak pernah mendorong saya untuk ingin berkunjung ke provinsi ini. Padahal bisa dibilang saya tinggal bertetangga dengan Aceh. Iyaa.. saya tinggal di  Medan-Sumatera Utara, kurang lebih bisa ditempuh 10 jam perjalanan darat. Sampai pada saat nya… ketika saya menyadari, Aceh menyimpan pesona alam yang luar biasa.

Diawali keberangkatan abang saya berwisata ke Sabang, Aceh. Dengan bermodal foto darinya, gugling sana-sini, dan ternyata saya punya kakak angkat disana, saya bersama beberapa teman pun memberanikan diri menjejak di Aceh. Yang pada akhirnya, Aceh membuat saya jatuh cinta. Saya jatuh cinta pada keindahan alamnya, terutama Sabang, saya jatuh cinta pada kemegahan Mesjid Baiturrahman dan lingkungan di sekitarnya, saya jatuh cinta pada kota Banda Aceh yang tentram, tenang, tertata, saya jatuh cinta pada pelabuhannya Ulee Lheu,,, huaaa..huaaa… pelabuhan Ulee Lheu bikin betah parah.. berasa di luar negeri.. hehehe… dan saya jatuh cinta dengan masyarakatnya ^_^


2011, Banda Aceh – Sabang we’re coming.

Pertama kalinya saya menjejak di Serambi Mekkah. Langsung takjub dengan kotanya yang lengang, jauh dari keramaian dan kemacetan. Diajak si kakak mengitari PLTD Apung di tengah pemukiman penduduk, sisa dari keganasan Tsunami beberapa tahun silam. Selanjutnya diajak makan soto dengan diawali kebingungan mau nongkrong, ngopi, makan dimana, saking banyaknya  warung kopi disana. Hehe… yak.. Aceh, kota dengan penghasil kopi yang ternyata, gegara kopi Aceh lha saya jadi doyan kopi ;) 

Ketika waktu menunjukkan saatnya menyebrang ke Sabang, kita pun langsung menuju pelabuhan. Dan ini yang bikin nganga juga… pelabuhannya keren gilak. Sayang, saya tak sempat mengabadikannya saking terpesonanya. Justru, kalau saja boleh, ingin rasanya berhenti di tengah jalan menuju pelabuhan, lalu menikmati sunset :D tapi waktu yang tak memungkinkan.

Sesampainya di Sabang, semakin jatuh cinta pada provinsi ini. Alam Sabang luar biasa. Tak pernah henti saya mengucap syukur. Subhanallah sekali ciptaan Tuhan ini. Pantai, Danau, Samudera, Air terjun, Gunung, bukit, tersaji di pulau kecil ini. 3 hari 3 malam di Sabang sukses buat kita betah. Dan berjanji akan datang berkunjung kembali ke pulau yang indah ini.


2012, Banda Aceh – Sabang we’re back ;)

Akhirnyaaaaa… dengan segala daya upaya yang saya punya. Bersama rombongan sahabat lainnya, dan kali ini bersama sahabat dari Lampung, dan Bandung. Excited nya pun melimpah ruah.. saya kembali ke ujung barat Indonesia ini.

Masih dengan semangat menikmati kota ini, pulau ini. Sabang masih saja menyuguhkan pulau yang aman, tenang, menyenangkan. Motor terparkir bebas dengan kunci bahkan masih terpasang tanpa takut ada yang rampok, masakannya yang belum pernah ditemui, sate guritaaaa… ;) pelayanan penginapan yang memuaskan meski kita dengan banyak permintaan, hehe… aaahh… selalu tak ada habisnya menikmati pulau indah ini.

Kemudian, Banda Aceh, saya pun kembali menemuimu. Kali ini bisa menikmati berkeliling langsung, naik ke PLTD apung yang fenomenal itu, karena di tahun kedua saya kesini, lokasi ini sudah dijadikan semacam museum dan dibuka untuk umum. Merinding, gimana bisa kapal segede ini masuk ke kota. Selanjutnya ke Museum Tsunami, masuk ke museum ini juga gak kalah takjub dan merinding, bagaimana di museum ini disajikan segala hal yang terjadi saat dan pasca tsunami. Dan terakhir, mesjid Baiturahman, selalu menemukan ketenangan ketika menginjak mesjid ini ^_^

Banda Aceh, berkeliling di kotanya tak perlu ragu apalagi takut. Bayangkan seorang yang saya kenal via sosmed FB, mau menemui saya dan rombongan dengan segala keramahan dan kebaikan hatinya. Tanpa babibu, tanpa banyak komentar, doi dengan sangat senang hati menjadi guide kita, dan tanpa bayaran, bukti betapa anak muda Aceh bisa diacungin jempol ;)  . Bahkan supir labi-labi (angkutan umum di Aceh) sangat kooperatif dengan kita. Mereka sepertinya tau bagaimana bersikap kepada wisatawan. Mematok harga yang sangat masuk akal. Start dari pelabuhan kemudian keliling kota Banda Aceh seharian, 1 labi-labi hanya dihargai 150 ribu, dan di dalam bisa muat 10 orang. Great..!! ;)

Apalagi…?? Kalian.. hanya perlu merasakan bagaimana ujung barat Indonesia ini menyuguhkan segala kearifan lokalnya dan keindanhan alamnya.

Saya masih banyak hutang sesungguhnya. Masih ingin meng-eksplore lagi sudut-sudut kota Banda Aceh, bahkan Aceh bagian lainnya.

Aaaahh… semoga saya bisa menjejak lagi di bagian Indonesia yang indah, nyaman, dan tenang ini.

Indonesia keren….!!! ^_^

selamat pagi, Pantai Sumur Tiga - Sabang ^_^



kawasan Pantai Anoi Item & Benteng Jepang - Sabang



Snorkeling time - Pantai Iboih, Rubiah Island, Sabang


Rubiah Island - Sabang


Tugu Nol Kilometer Indonesia -Sabang


Museum Tsunami - Banda Aceh

PLTD Apung - Banda Aceh

Masjid Baiturrahman - Banda Aceh