Jumat, 16 Agustus 2013

Mini Market Lebaran



Sreeett..!!
Terdengar suara pintu ruko di depan ku terbuka.
“Ayo dek, giliran kalian..!!” si abang di depan ku mengajak aku dan saudara ku yang lainnya masuk ke dalam ruko itu.
Maka aku, dua orang saudara kandungku, dan beberapa orang sepupu pun bergegas masuk ke dalam ruko tersebut.
***

Kakek, nenek, diikuti pakde, bude, begitupun ayah ibuku, lalu tante dan om, sudah berbaris rapi kemudian duduk berurutan untuk melaksanakan ritual setiap tahun pada keluarga besar ini, di rumah kakek, di suatu kota kecil, kota kelahiran ibuku. Sungkeman lebaran. Dan kemudian disusul pula oleh anak cucu yang juga berurutan sesuai tutur keluarga untuk saling salam-salaman pada momen hari raya idul fitri.

Setelah sungkeman, kami, sang laskar cilik sudah duduk rapi menunggu seamplop lucu atau beberapa lembar langsung tanpa amplop pemberian dari pakde, bude, om dan tante. Yaaa… kami selalu menyebutnya THR. Tak mau kalah dengan orang dewasa, kami pun membutuhkan Tunjangan Hari Raya itu. Lalu senyum dan tawa ceria langsung tersungging dari bibir kami kalau tas kecil khusus THR sudah hampir terisi penuh. Aahh.. aku selalu senang momen ini.

Dan kemudian, saat untuk menghamburkan uang THR ini pun sampai pada waktunya. Setelah bersalaman, lalu makan bersama, aku dan beberapa saudara kecil ku lainnya langsung bergegas keluar rumah kakek. Dengan pakaian dan pernak-pernik kebanggaan saat lebaran, kami menyusuri jalanan kota kecil ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, satu tujuan yang tak pernah berubah, tempat dimana uang THR ini akan tersalur. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya juga, tempat itu selalu penuh sesak di lebaran pertama, penuh sesak dengan serombongan anak-anak kecil seperti kami yang mengantri dan berebut akan masuk ke dalam.

Kami berjejer, berbaris ke samping dan saling berpegangan. Bersiap, jika sudah sampai giliran kami masuk, kami bisa segera masuk bersamaan. Dan ketika tiba waktunya, kami segera bergegas sambil sedikit membungkuk masuk ke dalam ruko setelah pintu ruko tersebut terbuka hanya sebatas pinggang sang penjaga ruko. Maka setelah sampai di dalam, kami baru bisa bernapas lega. Meski di dalam ruko tersebut juga masih penuh sesak dengan anak kecil lainnya.

Yaa.. ruko itu adalah mini market sederhana. Satu-satunya mini market di kota kecil tersebut. Mini market yang hanya menjual kebutuhan pokok sederhana dan beberapa jajanan anak. Tapi tempat itu selalu membius setiap tahunnya. Tempat yang dianggap sebagai pengganti mall seperti yang dimiliki kota besar lainnya. Mini market itu selalu penuh sesak oleh anak kecil di setiap lebaran pertama, antrian panjang tak lagi dipedulikan anak-anak tersebut, termasuk kami, maka sang pemilik mini market selalu memberlakukan buka tutup pintu ruko setiap lebaran pertama, agar keramaian anak-anak dapat diatur sedemikian rupa. Entah.. semacam ada kesenangan tersendiri setiap menghabiskan lebaran pertama dengan berbelanja disana. Membeli camilan yang sesungguhnya tak perlu karena di rumah kakek sudah sangat banyak makanan berat bahkan kue lebaran. Tapi itulah anak-anak, selalu punya kebahagiaan versinya sendiri, termasuk aku.

Aku selalu amat sangat gembira ketika menuju mini market itu, dan selalu merasa tertantang ketika berusaha menerobos antrian sesak dari anak-anak lainnya. Keringat mengucur tak lagi jadi masalah. Dan uang THR habis sebagian hanya untuk belanja jajanan pun juga tak masalah bagiku.

Pulang dengan membawa sebungkus plastik penuh jajanan selalu jadi kebanggaan. Memamerkan dengan ayah ibu kami masing-masing apa saja yang sudah kami beli. Kemudian kami akan duduk di taman depan rumah kakek, duduk di ayunan, sambil mengobrol dan bertukar jajanan yang kami beli. Bahkan jika ada yang membeli mainan, siap-siap saja mainan tersebut tak akan berumur panjang, karena akan ada adik-adik kecil lainnya yang usil dan saling berebutan untuk bermain.

Aaahh… lagi-lagi momen Idul Fitri yang selalu jadi kenangan indah. Meski tak lagi dapat terulang, aku bangga dan bahagia bisa punya kisah unik di momen lebaran bersama keluarga besarku.
*** 


“Tulisan ini diikutkan dalam Tjerita Hari Raya yang diselenggarakan oleh @leutikaprio.