Selasa, 31 Desember 2013

Nyatamu Tak Menjawab Tanyaku



Aku bukan gadis kesepian. Dan bukan pula termasuk gadis tak menarik. Yaa… ke-pede-an mungkin. Tapi kenyataannya, bukan tak ada lelaki yang berusaha mendekatiku, bahkan sejak aku masih memakai seragam putih biru.
         Meski begitu, aku bukan gadis yang gampang jatuh cinta. Sampai usia ku yang kini menginjak 23 tahun, aku tak pernah berpacaran. Entahlah… apa karena memang belum ada yang cocok, atau memang aku yang belum siap menjalin komitmen. Maka jadilah hari-hariku diisi dengan membaca buku, menonton film di komputer, atau berselancar di dunia maya untuk mengisi hari-hariku setelah bekerja dan selain kumpul dengan teman-teman.

***

September 2010, 20.13 WIB
Malam ini sama seperti malam-malam sebelumnya. Aku sudah duduk rapi nan manis di depan komputer yang walau butut tapi masih menjadi kesayanganku. Memulai aktivitas yang juga hampir sama seperti malam-malam sebelumnya. Berselancar di dunia maya. Iya... untuk bertemu kamu.
Kamu, lelaki yang hampir tiga bulan terakhir cukup dekat denganku. Kamu, lelaki yang entah bermula darimana kita berkenalan yang pada akhirnya kita sekarang semakin dekat, walau masih di dunia maya.
Entah memang lagi ngetrend atau memang ketidaksengajaan, perkenalan lewat jejaring sosial facebook kita lakoni hampir setahun lalu. Berteman biasa dan saling meninggalkan komentar di status atau foto. Yang lama kelamaan, masih dengan kondisi kita pun saling tak paham darimana mulanya, kita semakin dekat. Tak saling berjanji, tapi kita saling mencari hampir setiap malam hanya untuk chatting membicarakan hari-hari yang telah kita lewati masing-masing. Yang kemudian obrolan via chatting pindah ke ponsel dengan format SMS, kemudian naik level menjadi saling bertukar kabar dengan menelpon, bercerita via ponsel.
Kita, mungkin bukan pasangan pertama apalagi satu-satunya pasangan yang menjalin hubungan seperti ini. Hubungan apa ini namanya, kita pun tak berusaha mendefenisikannya. Kita masih menikmatinya. Kita masih terus menjalaninya.

DiandraMyName : Akhir tahun kamu libur panjang kah?? Pulang ke Medan kan..?? Bisa ketemu..??

Aku memulai obrolan di Yahoo Messenger malam itu langsung dengan memborbardir pertanyaan.
Yaa… meski tak jarang kita sms-an dan telepon-an, namun paling tidak, tiga hari atau satu minggu sekali, kita pasti memanfaatkan Yahoo Messenger untuk berkomunikasi. Dan kita selalu bisa mengobrol panjang lebar kalau melalui dunia maya.

Riz_Sky : Aku usahakan. Kalau akhir tahun kan suka banyak deadline. Dan kalau pun pekerjaan ku selesai tepat waktu, jalanan pasti macet, aku gak bisa janji datang tepat waktu.
DiandraMyName : Banda Aceh – Medan berapa lama sih?? Bisakan kita ketemuan sambil tahun baruan??

Riz_Sky : 10 – 12 jam. Iya… aku usahakan, Di. Aku memang udah libur dari tanggal 31 Desember. Jadi mudah-mudahan aku bisa berangkat tanggal 30 malem dan udah di Medan tanggal 31, dan sorenya bisa ketemuan sama kamu.
DiandraMyName : Nah kaaann…!! Berarti bisa… ayolah Ky…!!
Riz_Sky : Iya… aku penasaran sama kamu. hehehe…
DiandraMyName : hahahah… ya kamu kira aku enggak..?? *eh :p

Dan malam itu obrolan pun berisi segala rencana pertemuan kita di malam tahun baru nanti. Aahh… jujur saja aku tak sabar menanti hari itu tiba.

***

30 Desember 2010, 22.05 WIB

Ponselku berdering membangunkanku. Aahh.. agaknya aku tertidur.
Aku udah di bus. Dan baru aja busnya berangkat.
Pesan singkat dari kamu baru saja kuterima.
Ku balas SMS-mu sesegera mungkin.
Oh iya… take care ya Ky… kalau sudah sampai kabari lagi. Aku ngantuk berat nih. Tidur duluan yaaa…
Sent Messages.

***


31 Desember 2010
Pagi ini terasa lebih cerah. Aaahh… aku seperti insan yang sedang jatuh cinta saja. Senyum-senyum sendiri sejak membuka mata. Eh.. apa iya aku jatuh cinta?? Batinku. Seperti ini kah rasanya??
           Ku lihat layar ponselku. Wallpaper dengan jumawanya terlihat tanpa ada pesan masuk atau panggilan tak terjawab.
            Ku lihat jam dinding di kamarku, sudah hampir jam sepuluh pagi. Tapi kamu tak ada kabar. Aku pun mencoba menghubungimu. Nihil. Panggilan dari ponselku tak kamu jawab.

Ky… udah sampai Medan kah…??
Sent Messages.

Jam dinding di kamarku sudah bergerak ke arah jam dua belas siang. Tapi sms ku tak juga berbalas. Aaahh… kenapa ini…?? Ada apa dengan Rizky…?? Apa dia berbohong padaku..? pikiran terjelekku akhirnya muncul.
Ku coba kembali menelepon kamu, malah ponselmu kini tak aktif. Ah,, mungkin ponselmu lowbat, kali ini aku mencoba berpikir positif.

***

Langit sudah hampir gelap, kabar darimu tak juga ku terima. Tapi aku tetap memutuskan akan ke tempat itu. Tempat dimana kita berjanaji, berjanji akan bertemu.
          Dan ku sempatkan mengirim pesan singkat sebelum aku berangkat ke tempat itu karena ponselmu masih tak aktif.

Ky… kamu dimana sih…?? Kok gak ada kabar..?? baik-baik aja kan..?? aku on the way ke TKP yaaa… sampai ketemu. Aku harap kamu nepati janjimu.
Messages pending.

Yak… rasanya aku ingin membanting ponselku. SMS ku tak terkirim. Berarti ponsel kamu masih belum aktif.

***

31 Desember 2010, 20.43 WIB

Maaf Di… begitu sampai Medan ponselku mati. Dan sesampainya dirumah aku charge tapi gak aku aktifkan. Maaf yaaa… bus ku juga tadi sampai Medan telat. Aku malah baru sampai di rumah jam 3 sore. Dan malah ketiduran. Sekarang aku on the way kok. Sampai ketemu di TKP yaaaa… :)

SMS kamu barusan cukup menenangkanku. Dan seketika saja raut wajahku berubah. Yaaa… kalau saja ada yang memperhatikanku pasti sangat terlihat jelas perubahan di wajahku.

Okey… gak apa..
oh iya..Aku udah di lapangan merdeka… lagi jalan menuju titik nol kilometer. kamu udah sampe mana…??

Kubalas SMS kamu secepatnya. Karena menelpon dengan suasana ramai seperti ini tentu tak ada gunanya. Yaaa… Lapangan ini sangat penuh sesak. Suara live music dari panggung utama tentu akan mengganggu, dan suara-suara petasan yang sesungghuhnya belum waktunya dinyalakan pun akan mengganggu pembicaraan via ponsel kalau dipaksakan.
            Suara pembawa acara dari panggung utama semakin riuh. Agaknya pergantian tahun sebentar lagi. Ku lihat jam tanganku menunjukkan pukul 23.50 WIB. Yaaa… sepuluh menit lagi kita akan ada di 2011. Dan ku lihat pula ponselku. Kamu tak membalas SMS ku yang terakhir. Aku masih saja bolak-balik duduk – berdiri, mondar-mandir disini menunggu kamu. Di titik nol kilometer kota Medan, tugu Pos Indonesia, bundaran Lapangan Merdeka Medan.
            Aku berlari kecil ke arah penjual minuman. Menunggumu cukup menguras energi. Ku lihat kembali jam tanganku sambil berjalan berbalik arah menuju titik pertemuan kita. Ku arahkan pandanganku ke langit malam. Kembang api sudah mulai memecah dengan cantiknya. Sepertinya sudah tepat jam dua belas. Tapi kamu…. aku belum menemukanmu.
            Sampai akhirnya… setelah aku memastikan bahwa ini tepat jam dua belas melalui jam tanganku, saat itu pulalah aku mematung, memastikan yang berdiri di depanku adalah kamu. Iya… Kamu, Rizky Satria.
“ Hey…” Katamu sambil tersenyum dan berjalan mendekatiku.
Sementara aku masih mematung.
“ Rizky…?” tanyaku mencoba meyakinkan.
“ Iya, Andra… ini aku… Sky..!!”
Ah… iya… yang didepanku kini memang kamu. Kamu yang suka usil memanggilku Andra padahal aku tak suka karena seperti nama cowok, dan kamu yang sok keren dengan menyebut dirimu sky, lelaki langit, katamu kala itu menjelaskan.
Jantungku pun berdegup tak karuan detik ini. Suara petasan, kembang api tak lagi terdengar keras, pecahan kembang api pun terasa melambat bak film… slow motion. Ahahaha… aku menertawakan diriku sendiri malam ini. Mungkin aku agak berlebihan. Tapi entahlah… bahagiaku malam ini memang sangat berlebihan, tumpah semuanya.
            Kamu mengulurkan tanganmu. Dan kita pun berjabat tangan. Suara keriuhan malam pergantian tahun pun usai ketika pada akhirnya kita jalan beriringan.
“ Maaf ya sudah membuatmu menunggu lama…”
“ Iya.. gak apa-apa. Aku kirain kamu bohong lho…” kataku sambil tersenyum tapi kesal. Tapi kamu malah tertawa renyah.
        Ahh… Rizky… kamu memang begini adanya. Dunia maya dan dunia nyata, kamu tak ada bedanya. Terkesan cuek dan usil.
         Jam sudah menunjukkan hampir jam satu dinihari. Kita masih larut dalam obrolan seru ditemani kacang rebus dan teh hangat di pelataran lapangan merdeka yang semakin lama keramaiannya semakin berkurang.
       Obrolan agaknya semakin seru dan mendalam. Tapi aku tak menemukan jawaban atas pertanyaan hatiku yang selama ini aku simpan.
“ Well… senang bisa ketemu kamu. Dan kita akan seperti ini terus kan…??” katamu masih dengan muka penuh senyum.
“ Haaa..??” aku sedikit tak paham.
“Iya… jujur, aku suka sama kamu, dan gak usah bohong kamu juga suka kan sama aku..?”
“Idiiihh… apaan..?? GR…!!” aku mencoba menutupi perasaanku.
“Andraaaa... Andraaaa… untuk sekarang, kamu gak usah nyanyi kayak lagu siapa itu… oh iya.. Armada Band… mau dibawa kemana hubungan kitaaa….”
Aku tersenyum kecil sambil mengernyitkan dahi.
“Kita ya seperti ini saja. Seperti sebelum-sebelumnya. Pertemuan kedua juga aku ga bisa janji apa-apa sama kamu.”
“Euumm…”
“ Sudahlah… pulang yuk…!!” Rizky menarik tanganku.

Sial… apa-apaan ini. Barusan itu adegan penembakan apa bukan..?? Lalu kita ini apa, Ky..? Pacaran bukan, trus teman tapi mesra..? atau hubungan tanpa status..??
Segala tanda tanya bermunculan di kepalaku. Tapi entah kenapa tak semuanya mampu keluar dari mulutku untuk kemudian kutanyakan padamu. Maka sepanjang jalan menuju rumah aku tak mau berpikir apapun, tak mau berpikir apa yang akan terjadi setelah ini, karena aku pun sungguh gak mengerti apa yang sedang aku alami.




NYATAMU TAK MENJAWAB TANYAKU – Adinda Juwitasari – #NulisKilat – @_PlotPoint @BentangPustaka


Kamis, 26 Desember 2013

Pesona yang Tersembunyi


Membaca status FB seorang teman (sebut saja Habli namanya ;D ) bahwa dia akan melakukan perjalanan ke Tinggi Raja cukup menyulut emosi… emosi karena  anak ini semena-mena mau solo trip ga ngajak2… ahaha..
 
Maka dengan lancang saya pun minta diajak… bodo amat… eheheh…

Jadwal keberangkatan dia yang harusnya di tanggal 28 Des 13 saya paksa maju jadi tanggal 25 Des 13 berhubung saya libur… dan dengan keyakinan penuh, saya pun berharap dia menyetujui permintaan saya.

Benar saja… maka terjadilah.. hari ini… 25 Desember 2013… saya, Habli, 2 temannya, dan mas Yudhi berangkat ke tinggi raja.

Kesal dengan beberapa tulisan tentang  Tinggi Raja yang tidak menampilkan dengan cukup detail rute menuju kesana, maka dengan tulisan saya ini, berharap kamu-kamu yang ingin melakukan perjalanan kesana memperoleh informasi yang lebih dari yang pernah ada.

Here we go…

07.30 saya dan mas Yudhi berangkat dari Medan (Amplas) menuju Lubuk Pakam-Deli Serdang, dengan mengendarai sepeda motor. Meeting point dengan Habli dan temannya ada di kantor Bupati Deli Serdang.

Jam 08.00 saya dan mas Yudhi pun sampai di perkantoran Bupati Deli Serdang, Lubuk Pakam. 

Sarapan sejenak… 08.30 perjalanan sebenarnya pun dimulai…


Ini rutenya menuju Tinggi Raja…

Start from kantor Bupati Deli Serdang menuju Galang (kalau kamu-kamu ada di jalan lintas Medan-Deli Serdang, akan ketemu perempatan lampu merah yang ada tugu adipura, terus ke arah Serdang Bedagai, belok kiri ke perkotaan Lubuk Pakam, naahh… silahkan belok ke kanan menuju ke kec. Galang). 

Silahkan ikuti saja jalur jalanan beraspal…. Teruuuusss… kita akan melewati daerah Pagar Merbau, Pasar Miring, dan perkebunan karet yang cukup panjang. Nah.. setelah kebun karet akan menemukan persimpangan, kalau lurus akan ke arah Tebing Tinggi, maka kini kita harus belok kanan menuju arah Bangun Purba.

Lagi… lurus saja (dengan sedikit jalanan berkelok-kelok ;) ) ikuti  jalanan aspal. Jalanan kali ini cukup panjang, dan rasanya tak perlu khawatir, karena jalannya memang terus saja tanpa belokan.

Kita akan temukan PTPN 3 Sei Karang disebelah kiri jalan, lalu akan sampai di jalan Petumbukan melewati beberapa puluh meter kawasan pajak/pasar. Terus lagi… sampai kita masuk ke kecamatan Bangun Purba (akan ditemukan Puskesmas, kantor camat, kantor polisi).
Dan ternyata masih cukup jauh perjalanannya saudara-saudara. Okesip. Lanjut lagi.

Melewati perkebunan sawit yang yaaa… tidak ada rumah penduduk. Dan cukup worry… karena jalanan sepi. Itu makanya tdak disarankan pergi sendirian yaaa :D

Setelah berkilo-kilometer baru kita menemukan perumahan penduduk, dan sampailah di desa Mabar. Dan disinilah insiden terjadi… ban motor saya bocor.

Mau tidak mau, kita pun membuang waktu sekitar setengah jam untuk ganti ban dalam motor saya.

Saat itu jam tangan saya menunjukkan pukul 09.30
10.00 urusan ban motor beres. Kita pun melanjutkan perjalanan.

Masih ikuti jalur jalanan beraspal terus saja… ketemu jembatan besar… terus lagi.. sampailah di kecamatan Silinda Kab. Serdang Bedagai. Yak.. sudah beda Kabupaten dari tempat asal kita.
Setelah Silinda, kita akan kembali mewati perkebunan. Diantaranya perkebunan karet, coklat, dan sawit. Sejauh ini jalanan masih mulus. Belum ada yang buat frustasi. Jalanan aspal yang ditemukan bolong sesekali dan jalanan berbatu masih bisa dimaklumi.

Lalu kita tiba di daerah Marubun, nah… tak jauh darisini kita akan menemukan papan pemberitahuan “AIR PANAS TINGGI RAJA, 8 KM”


Kita sudah sampaaaaaaiii….
Eitsss… belum…

Dan disinilah kondisi badan dan motor dipertaruhkan (halah… hehehe…)
8 km akan ditempuh dengan kondisi jalan berbatu cukup besar, diselingi jalan tanah, jalanan beraspal beton yg cuma beberapa belas meter, tanjakan, tikungan, turunan,  jalanan berbatu kerikil.
- jalanan berbatu -
- tikungan tajam menurun -

- jalanan tanah berpasir -

- jalanan berkerikil/ berbatu kecil -


jam 11.00 kita pun sampai di tujuan.
Dengan suguhan pertama… hamparan kecil tumpukan belerang bak salju di sebelah kanan jalan (bisa maen ice skeating kali ya disini.. hihihi…)


Kita pun disambut para tukang parkir.
Yaaa… berhubung ini hari libur tampaknya tetiba ada lahan parkiran yang dibuat. Padahal menurut informasi yg sudah pernah kesana, parkir bebas, nanti bayar seikhlasnya saja. Tapi kali ini.. lahan parkir dibuka sekitar 50 meter sebelum pintu masuk sebenarnya ke kawasan Tinggi Raja. 

Dan di sepanjang jalan tadipun banyak pungutan2 liar (yang harusnya tak ada). Dengan dalih menimbun jalanan yang becek dan berlubang, penduduk setempat men-stop pengendara jalan untuk meminta “uang masuk”. Yaaa.. awalnya sih tak apa, tapi ini malah banyak yang mungutin. Ada sekitar 5 kali pungutan2 itu terjadi. Jadiii… disarankan buat yang mau kesana pas hari libur, siap-siap uang recehan yaaa… 1000, 2000, 5000 :)

Selamat Datang di Kawah Putih Tinggi Raja

Sebelum sampai di tujuan, kita harus jalan kaki sejauh kira-kira 100 meter melewati hutan kecil, dan bukit batu yang luas. Di balik bukit itulah tersimpan pesona alam yang indah.


- jalan setapak di tengah hutan kecil -

- bukit batu yang cukup luas -
 
Kawasan ini memang tak seluas dan sedingin kawah putih, Ciwidey. Tapi air kawah ini lebih panas dari kawah putih Ciwidey dan ada undakan bak salju dimana air panas dari kawah ini mengalir.

 
- kawah putih tinggi raja, Simalungun -
 
- bedanya dengan Ciwidey, ada salju panas di Tinggi Raja ;) -
- ini dia sumber air panasnya -

Pesona SUMUT yang tersembunyi.


Finally… kesampean juga saya menjejak disini… menyentuh airnya :)

Tak perlu khawatir melakukan perjalanan kesana dengan sepeda motor.
Saya dan teman-teman terbukti lulus. Motor sport, motor bebek, bahkan motor matic lulus melewati jalur Tinggi Raja. Yang perlu diperhatikan hanya persiapkan kondisi motor sebaik-baiknya. Mesin, bensin, dan ban. Apalagi jalanan berbatu memang cukup mengkhawatirkan dibawa jalan pada jalanan berbatu sekaligus menanjak.

Dan tak perlu khawatir juga kalau mau berkendara dengan mobil yang bukan mobil off road. Lulus juga kok lewat sana. Mobil keluarga sejenis avanza, xenia, dll juga lulus, asal jangan sejenis sedan :D

Cowok, cewek…?? Ga perlu khawatir… terbukti banyak pengendara cewek yang lulus melewati jalur Tinggi Raja.

Maka tak perlu khawatir pergi kesana. Jalanan jauh dan tak semuanya mulus tentu takkan menjadi hambatan untuk menikmati pesona alam.
Dan mungkin dibandingkan dulu,, kondisi jalanan sekarang sudah jauh lebih baik. Jadi (lagi-lagi) tak perlu takut untuk melakukan perjalanan kesana. Tapi perlu diINGAT…. Jalur terbaik dan tercepat adalah seperti yang saya jabarkan diatas. MEDAN – GALANG – BANGUN PURBA – SILINDA – TINGGI RAJA. Sekitar 84 km, dengan waktu tempuh 2,5 – 3 jam perjalanan.

Ada jalur lain dari Dolok Masihul ataupun Tebing Tinggi tidak direkomendasikan karena lebih jauh dan jalanan juga jelek (hasil wawancara dengan teman-teman dan penduduk sekitar).

Semoga informasi yang ada bisa membantu.

Terimakasih untuk trip kali ini team :)


Dan buat kamu… selamat berlibur ^_^
tetap INGAT.. Jaga alam untuk kelangsungan hidup penerus kita...
Jangan ambil apapun kecuali foto, dan jangan tinggalkan apapun selain jejak... apalagi membuang sampah tidak pada tempatnya..
berlaku bijaklah... :)



Senin, 25 November 2013

Kita untuk Sinabung



08 Nov 2013, 07:29:57

Sepagi ini saya sudah mendapat sms. Dan isi sms bukanlah sms yang bisa diabaikan bgitu saja.
Nada Gultom, dari pihak Nyfara Foundation kembali mengajak teman-teman dari SIGi untuk kembali merapatkan barisan dalam aksi Peduli SInabung.
Yaaa… kita diundang rapat untuk membahas aksi Peduli Sinabung.
***

Gunung Sinabung, ternyata erupsinya di September 2013 belum berakhir. Justru tampaknya kini semakin parah. Di bulan November ini sudah berulang kali Sinabung erupsi. Penduduk kembali mengungsi.
Kita tentu tak dapat menutup mata, telinga, dan hati untuk berpura-pura tidak peduli dengan situasi seperti ini. Maka ketika kita mampu, maka tak ada alasan untuk menolak, berbalik arah, atau mundur demi peduli sesama.
***


16 November 2013

Setelah 2 kali diskusi, maka hari ini ditetapkanlah sebagai gerakan serentak beberapa komunitas di Medan untuk menggalang dana di beberapa titik jalanan kota Medan.

SIGi pun menyanggupi kegiatan penggalangan dana di seputaran Juanda-Polonia dan Taman Ahmad Yani.
Disertai gerimis dan hari yang mulai gelap, SIGi Medan tak gentar untuk berjalan dari satu ruas jalan ke ruas jalan lainnya, dari 1 mobil ke mobil lainnya, dari 1 warung ke warung lainnya, untuk mengumpulkan donasi.

***


24 November 2013

The Day.
Kumpulan Komunitas Anak Medan Peduli Sinabung, siap berangkat ke pos-pos pengungsian gunung Sinabung hari ini.

Dengan diawali doa bersama, pukul 10.30 pagi kami berangkat menuju TKP dengan satu angkot yang berisi seluruh donasi, dan 3 mobil pribadi yang berisi beberapa orang perwakilan dari tiap komunitas, diantaranya Nyfara Foundation, Berbagi Nasi Medan, SMPN 2 Medan, Medan Heritage, dkk.
 briefing dan doa bersama sebelum berangkat

Dan kali ini, dari SIGi mengikutsertakan 5 SIGiers yaitu saya, Nanda, Rani, Kak Syarifah, dan Yudhi Octantyo.
 ki-ka : Rani, Kak Syarifah, Yudhi, Nanda, Saya

Meski malamnya sempat hujan abu vulkanik yang cukup parah sehingga abu vulkanik mencapai Medan, tak menyurutkan langkah kami untuk berangkat.


13.00 WIB

Setelah sebelumnya singgah untuk makan siang di lokasi Penatapan, Bandar Baru, akhirnya kami sampai di Mesjid Istihrar Brastagi untuk menunaikan shalat zhuhur.

September lalu, saat kami pertama kemari pengungsi sangat sedikit berada di mesjid ini. Tapi kini, mesjid ini penuh, tapi Alhamdulillah bantuan masih cukup memadai. Maka kami memutuskan untuk menyalurkan bantuan ke lokasi pengungsian yang lain.

Sembari menunggu teman-teman lain yang masih sholat, sekitar pukul 13.20 WIB hujan abu turun lagi. Para bapak ibu saling berteriak-teriak menyuruh keluarga mereka masuk ke dalam mesjid, anak-anak pun berlari dari segala arah, adapula ibu dan bapak yang menggendong anak-anak mereka sambil berlari, dengan satu tujuan, ke dalam mesjid. Dan saya cukup merasa deg-degan namun hanya bisa terpaku melihat dan merasakan kondisi ini.

Seperti ini rasanya hujan abu vulkanik. Seperti ini rasanya ketakutan ketika hujan abu vulkanik mulai turun. Seluruh tubuh saya pun mendadak dipenuhi bintik-bintik abu vulkanik. Tapi ini mungkin tak seberapa. 

 abu vulkanik yang singgah di jilbab saya


13.30 WIB

Kami pun melanjutkan perjalanan. Sambil berkoordinasi dengan beberapa orang, diperolehlah informasi bahwa ada beberapa posko pengungsian baru yang dibuka karena letusan Sinabung tadi malam. Salah satunya di SMP Muhammadiyah 43 Kabanjahe.

Alhamdulillah, ketika kami tiba disana, bantuan untuk para pengungsi sudah cukup memadai, meski masih kesulitan air bersih. Dan disana ada teman-teman dari komunitas Sedekah Bareng yang sedang bermain dengan anak-anak.
temen-temen dari Sedekah Bareng sedang bermain dengan anak-anak

Maka kami pun melanjutkan pencarian posko baru lainnya.
Jambur Dalihannatolu. Posko ini baru dibuka jam 5 shubuh oleh pemuda karang taruna, dan baru saja diambil kewenangannya oleh bapak-bapak dari TNI. Maka jelas di posko ini belum tersentuh bantuan.
Hanya ada setumpuk kecil bantuan dari posko pusat. Dan kami pun menyalurkan bantuan ke lokasi ini. Lokasi yang sampai kami menurunkan bantuan pun, pengungsi tak henti-hentinya berdatangan dan mendaftarkan diri di sekretariat posko.

Hasil sementara, di posko ini dihuni oleh penduduk dari Desa Sigarang-garang, Desa Kutagugung, dan Desa Kuta Rayat.



 kondisi di posko pengungsian Jambur Dalihannatolu

serah terima donasi

 foto bersama


16.00 WIB

Kami pun tiba di posko selanjutnya. Posko pengungsian yang baru dibuka pukul 00.00 dini hari. GBKP (gereja) di jalan Kabanjahe – Kutacane. Di posko ini terdiri dari penduduk desa Kuta Rayat dan Desa Payung. 

Yaaa.. saya masih ingat bagaimana lokasi desa ini saat erupsi Sinabung September lalu. 2 desa tersebut masih bisa dijadikan desa tempat mengungsi dari penduduk yang rumahnya pada radius kurang dari 3 km. Tapi kini... Justru penduduk di 2 desa itu pun terpaksa harus diungsikan. Maka terbayanglah bagaimana dahsyatnya erupsi Sinabung kali ini.

Dan di posko ini, bantuan pun masih sangat minim. Air bersih tetap menjadi masalah besar pada posko pengungsian. Posko-posko pengungsian baru kesulitan air bersih. Selain itu fasilitas pendukung untuk para pengungsi pun masih belum memadai, seperti tong besar untuk menampung persediaan air, kuali besar, selimut, dan sebagainya.

 barang yang didonasikan

 kondisi posko pengungsian di GBKP jln. Kutacane


16.45 WIB

Kami pun bersiap untuk kembali ke Medan.
Dengan mengantongi beberapa list barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh pengungsi, kami merasa perlu untuk kembali kesana, kembali mengajak banyak orang untuk peduli, untuk membantu saudara-saudara kita di Kabupaten Karo. Membantu mereka dalam hal memenuhi logistik dan tentu saja membantu pemulihan psikologis mereka.

Ladang mereka habis, rumah mereka pun sudah tak lagi terurus bahkan ada yang atapnya bolong karena dihujani kerikil berulang kali. Sementara Sinabung belum tahu kapan sembuhnya.


kondisi Gunung Sinabung, 24 Nov 2013, 17.00 WIB


Bisakah kita diam mengetahui kondisi seperti ini…?

Kami, Sahabat Indonesia Berbagi (SIGi) Medan, mengajak siapapun Anda yang ingin bergerak, yang hatinya tergerak, untuk ikut peduli menyalurkan bantuan melalui…  


Rek. Mandiri  1060006998622 a.n Adinda Juwita Sari
Rek. BCA 8430211308 a.n Adinda Juwita Sari

Mohon konfirmasi ke no. 0856 681 95 687 setelah transfer.

Atau bisa hubungi ke nomor tersebut untuk info penyaluran donasi langsung.
Apapun, berapapun yang kita donasikan akan sangat berarti bagi mereka.

-NB. Donasi ditunggu hingga 11 Desember 2013-

Mari jadi orang hebat yang bergerak ketika tergerak.
@SIGiMedan