Aku bukan gadis
kesepian. Dan bukan pula termasuk gadis tak menarik. Yaa… ke-pede-an mungkin.
Tapi kenyataannya, bukan tak ada lelaki yang berusaha mendekatiku, bahkan sejak
aku masih memakai seragam putih biru.
Meski
begitu, aku bukan gadis yang gampang jatuh cinta. Sampai usia ku yang kini
menginjak 23 tahun, aku tak pernah berpacaran. Entahlah… apa karena memang
belum ada yang cocok, atau memang aku yang belum siap menjalin komitmen. Maka
jadilah hari-hariku diisi dengan membaca buku, menonton film di komputer, atau
berselancar di dunia maya untuk mengisi hari-hariku setelah bekerja dan selain
kumpul dengan teman-teman.
***
September
2010, 20.13 WIB
Malam ini sama seperti
malam-malam sebelumnya. Aku sudah duduk rapi nan manis di depan komputer yang
walau butut tapi masih menjadi kesayanganku. Memulai aktivitas yang juga hampir
sama seperti malam-malam sebelumnya. Berselancar di dunia maya. Iya... untuk
bertemu kamu.
Kamu, lelaki yang
hampir tiga bulan terakhir cukup dekat denganku. Kamu, lelaki yang entah
bermula darimana kita berkenalan yang pada akhirnya kita sekarang semakin
dekat, walau masih di dunia maya.
Entah memang lagi ngetrend atau memang ketidaksengajaan,
perkenalan lewat jejaring sosial facebook
kita lakoni hampir setahun lalu. Berteman biasa dan saling meninggalkan
komentar di status atau foto. Yang lama kelamaan, masih dengan kondisi kita pun
saling tak paham darimana mulanya, kita semakin dekat. Tak saling berjanji,
tapi kita saling mencari hampir setiap malam hanya untuk chatting membicarakan hari-hari yang telah kita lewati
masing-masing. Yang kemudian obrolan via chatting
pindah ke ponsel dengan format SMS, kemudian naik level menjadi saling bertukar kabar dengan menelpon, bercerita via ponsel.
Kita, mungkin bukan
pasangan pertama apalagi satu-satunya pasangan yang menjalin hubungan seperti
ini. Hubungan apa ini namanya, kita pun tak berusaha mendefenisikannya. Kita
masih menikmatinya. Kita masih terus menjalaninya.
DiandraMyName : Akhir tahun kamu libur panjang kah?? Pulang ke Medan kan..?? Bisa
ketemu..??
Aku memulai obrolan di Yahoo Messenger malam itu langsung
dengan memborbardir pertanyaan.
Yaa… meski tak jarang kita sms-an dan
telepon-an, namun paling tidak, tiga hari atau satu minggu sekali, kita pasti
memanfaatkan Yahoo Messenger untuk
berkomunikasi. Dan kita selalu bisa mengobrol panjang lebar kalau melalui dunia
maya.
Riz_Sky : Aku usahakan. Kalau akhir tahun kan
suka banyak deadline. Dan kalau pun
pekerjaan ku selesai tepat waktu, jalanan pasti macet, aku gak bisa janji
datang tepat waktu.
DiandraMyName : Banda Aceh – Medan berapa lama sih?? Bisakan kita
ketemuan sambil tahun baruan??
Riz_Sky : 10 – 12 jam. Iya… aku usahakan, Di. Aku
memang udah libur dari tanggal 31 Desember. Jadi mudah-mudahan aku bisa
berangkat tanggal 30 malem dan udah di Medan tanggal 31, dan sorenya bisa
ketemuan sama kamu.
DiandraMyName : Nah kaaann…!! Berarti bisa… ayolah Ky…!!
Riz_Sky : Iya… aku penasaran sama kamu. hehehe…
DiandraMyName : hahahah… ya kamu kira aku enggak..?? *eh :p
Dan malam itu obrolan pun berisi segala
rencana pertemuan kita di malam tahun baru nanti. Aahh… jujur saja aku tak
sabar menanti hari itu tiba.
***
30
Desember 2010, 22.05 WIB
Ponselku berdering membangunkanku.
Aahh.. agaknya aku tertidur.
Aku
udah di bus. Dan baru aja busnya berangkat.
Pesan singkat dari kamu baru saja
kuterima.
Ku balas SMS-mu sesegera mungkin.
Oh
iya… take care ya Ky… kalau sudah sampai kabari lagi. Aku ngantuk berat nih.
Tidur duluan yaaa…
Sent Messages.
***
31
Desember 2010
Pagi ini terasa lebih
cerah. Aaahh… aku seperti insan yang sedang jatuh cinta saja. Senyum-senyum
sendiri sejak membuka mata. Eh.. apa iya
aku jatuh cinta?? Batinku. Seperti
ini kah rasanya??
Ku
lihat layar ponselku. Wallpaper dengan
jumawanya terlihat tanpa ada pesan masuk atau panggilan tak terjawab.
Ku
lihat jam dinding di kamarku, sudah hampir jam sepuluh pagi. Tapi kamu tak ada
kabar. Aku pun mencoba menghubungimu. Nihil. Panggilan dari ponselku tak kamu
jawab.
Ky…
udah sampai Medan kah…??
Sent Messages.
Jam dinding di kamarku
sudah bergerak ke arah jam dua belas siang. Tapi sms ku tak juga berbalas. Aaahh… kenapa ini…?? Ada apa dengan Rizky…??
Apa dia berbohong padaku..? pikiran terjelekku akhirnya muncul.
Ku coba kembali
menelepon kamu, malah ponselmu kini tak aktif. Ah,, mungkin ponselmu lowbat, kali ini aku mencoba berpikir positif.
***
Langit sudah hampir
gelap, kabar darimu tak juga ku terima. Tapi aku tetap memutuskan akan ke
tempat itu. Tempat dimana kita berjanaji, berjanji akan bertemu.
Dan
ku sempatkan mengirim pesan singkat sebelum aku berangkat ke tempat itu karena
ponselmu masih tak aktif.
Ky…
kamu dimana sih…?? Kok gak ada kabar..?? baik-baik aja kan..?? aku on the way
ke TKP yaaa… sampai ketemu. Aku harap kamu nepati janjimu.
Messages pending.
Yak… rasanya aku ingin membanting
ponselku. SMS ku tak terkirim. Berarti ponsel kamu masih belum aktif.
***
31
Desember 2010, 20.43 WIB
Maaf
Di… begitu sampai Medan ponselku mati. Dan sesampainya dirumah aku charge tapi
gak aku aktifkan. Maaf yaaa… bus ku juga tadi sampai Medan telat. Aku malah
baru sampai di rumah jam 3 sore. Dan malah ketiduran. Sekarang aku on the way
kok. Sampai ketemu di TKP yaaaa… :)
SMS kamu barusan cukup
menenangkanku. Dan seketika saja raut wajahku berubah. Yaaa… kalau saja ada
yang memperhatikanku pasti sangat terlihat jelas perubahan di wajahku.
Okey…
gak apa..
oh
iya..Aku udah di lapangan merdeka… lagi jalan menuju titik nol kilometer. kamu udah
sampe mana…??
Kubalas SMS kamu secepatnya. Karena
menelpon dengan suasana ramai seperti ini tentu tak ada gunanya. Yaaa… Lapangan
ini sangat penuh sesak. Suara live music dari
panggung utama tentu akan mengganggu, dan suara-suara petasan yang sesungghuhnya
belum waktunya dinyalakan pun akan mengganggu pembicaraan via ponsel kalau dipaksakan.
Suara
pembawa acara dari panggung utama semakin riuh. Agaknya pergantian tahun
sebentar lagi. Ku lihat jam tanganku menunjukkan pukul 23.50 WIB. Yaaa… sepuluh
menit lagi kita akan ada di 2011. Dan ku lihat pula ponselku. Kamu tak membalas
SMS ku yang terakhir. Aku masih saja bolak-balik duduk – berdiri, mondar-mandir
disini menunggu kamu. Di titik nol kilometer kota Medan, tugu Pos Indonesia,
bundaran Lapangan Merdeka Medan.
Aku
berlari kecil ke arah penjual minuman. Menunggumu cukup menguras energi. Ku
lihat kembali jam tanganku sambil berjalan berbalik arah menuju titik pertemuan
kita. Ku arahkan pandanganku ke langit malam. Kembang api sudah mulai memecah
dengan cantiknya. Sepertinya sudah tepat jam dua belas. Tapi kamu…. aku belum
menemukanmu.
Sampai
akhirnya… setelah aku memastikan bahwa ini tepat jam dua belas melalui jam
tanganku, saat itu pulalah aku mematung, memastikan yang berdiri di depanku
adalah kamu. Iya… Kamu, Rizky Satria.
“ Hey…” Katamu sambil tersenyum dan
berjalan mendekatiku.
Sementara aku masih mematung.
“ Rizky…?” tanyaku mencoba meyakinkan.
“ Iya, Andra… ini aku… Sky..!!”
Ah… iya… yang didepanku kini memang
kamu. Kamu yang suka usil memanggilku Andra padahal aku tak suka karena seperti
nama cowok, dan kamu yang sok keren dengan menyebut dirimu sky, lelaki langit, katamu kala itu menjelaskan.
Jantungku pun berdegup
tak karuan detik ini. Suara petasan, kembang api tak lagi terdengar keras,
pecahan kembang api pun terasa melambat bak film… slow motion. Ahahaha… aku menertawakan diriku sendiri malam ini.
Mungkin aku agak berlebihan. Tapi entahlah… bahagiaku malam ini memang sangat
berlebihan, tumpah semuanya.
Kamu
mengulurkan tanganmu. Dan kita pun berjabat tangan. Suara keriuhan malam
pergantian tahun pun usai ketika pada akhirnya kita jalan beriringan.
“ Maaf ya sudah membuatmu menunggu
lama…”
“ Iya.. gak apa-apa. Aku kirain kamu
bohong lho…” kataku sambil tersenyum tapi kesal. Tapi kamu malah tertawa
renyah.
Ahh…
Rizky… kamu memang begini adanya. Dunia maya dan dunia nyata, kamu tak ada
bedanya. Terkesan cuek dan usil.
Jam
sudah menunjukkan hampir jam satu dinihari. Kita masih larut dalam obrolan seru
ditemani kacang rebus dan teh hangat di pelataran lapangan merdeka yang semakin
lama keramaiannya semakin berkurang.
Obrolan
agaknya semakin seru dan mendalam. Tapi aku tak menemukan jawaban atas
pertanyaan hatiku yang selama ini aku simpan.
“ Well… senang bisa ketemu kamu. Dan
kita akan seperti ini terus kan…??” katamu masih dengan muka penuh senyum.
“ Haaa..??” aku sedikit tak paham.
“Iya… jujur, aku suka sama kamu, dan gak
usah bohong kamu juga suka kan sama aku..?”
“Idiiihh… apaan..?? GR…!!” aku mencoba
menutupi perasaanku.
“Andraaaa... Andraaaa… untuk sekarang,
kamu gak usah nyanyi kayak lagu siapa itu… oh iya.. Armada Band… mau dibawa
kemana hubungan kitaaa….”
Aku tersenyum kecil sambil mengernyitkan
dahi.
“Kita ya seperti ini saja. Seperti
sebelum-sebelumnya. Pertemuan kedua juga aku ga bisa janji apa-apa sama kamu.”
“Euumm…”
“ Sudahlah… pulang yuk…!!” Rizky menarik
tanganku.
Sial…
apa-apaan ini. Barusan itu adegan penembakan apa bukan..?? Lalu kita ini apa,
Ky..? Pacaran bukan, trus teman tapi mesra..? atau hubungan tanpa status..??
Segala tanda tanya bermunculan di
kepalaku. Tapi entah kenapa tak semuanya mampu keluar dari mulutku untuk
kemudian kutanyakan padamu. Maka sepanjang jalan menuju rumah aku tak mau
berpikir apapun, tak mau berpikir apa yang akan terjadi setelah ini, karena aku
pun sungguh gak mengerti apa yang sedang aku alami.
NYATAMU TAK MENJAWAB TANYAKU – Adinda Juwitasari – #NulisKilat – @_PlotPoint @BentangPustaka