Senin, 02 Juli 2012

Tiga Tujuh Dua Enam mdpl (part 1)



Seseorang berhasil meracuni saya untuk ikut dalam perjalanan ini. Perjalanan menaklukkan singgasana Dewi Anjani. RINJANI.

Rinjani, Gunung tertinggi kedua di Indonesia ini, tak pernah sedikit pun terlintas dalam pikiran saya untuk menginjakkan kaki disana, mendakinya, menaklukkannya, atau apalah bahasanya.
Rinjani tak ada dalam list perjalanan impian saya.

Tapi… ya,, seseorang berhasil meracuni saya. Syahroni Akbar Prabowo (Kang Roni) – kembaran ketemu gede :D  - bersamanya saya merajut impian untuk mencapai puncak Rinjani. Lalu tim pendakian pun dibentuk, bersama kang Andi Budiman, Rian Prianto, Muhammad Hamzah, dan Astri Astari (Achie), kita sepakat untuk berangkat menuju Rinjani. Dan… oh iya,,, ada Mbak Endah dan temen-temennya yg akan menjadi sohib perjalanan kami menuju Rinjani. 

Dari awal tahun 2012, semua mulai dipersiapkan, apalagi saya dan Achie yg merupakan anggota tim dengan lokasi paling jauh, maka hunting tiket promo pun dimulai (naluri backpacker) :D Persiapan perlengkapan kita percayakan ke kang Roni.

Menghitung hari menuju hari H… semakin ga sabar. Yaaa… buat saya, ini akan menjadi perjalanan terjauh, dan akan menjadi petualangan terhebat. Saya cukup semangat menyambut hari itu tiba.

Tiga minggu sebelum keberangkatan.
Berita apa yg saya terima hari ini?
Saya harus mengikuti diklat terkait dengan kedinasan saya.
Galau,, Dilema,, Dan seketika semuanya terlihat kabur.
Sepertinya saya harus rela melepaskan perjalanan ini. Karena Diklat ini pun sebenarnya hal yang saya tunggu dan merupakan kewajiban bagi saya.
Tapi tentu saja saya tidak seperti itu. Bukan Adinda namanya jika menyerah segampang itu.
Dengan usaha dan doa maksimal, saya memohon kepada pihak yg berwenang agar saya diikutsertakan dalam diklat selanjutnya saja. Dan ternyata permohonan itu tak segampang yg saya bayangkan. GAGAL.

Ya… saya gagal mundur dari diklat.
Pasrah.
Tapi… ALLAH ternyata menjawab doa saya. Beberapa jam setelah saya memutuskan untuk ikut diklat (terpaksa), saya mendapat kabar bahwa jadwal diklat saya dapat dimundurkan. Dan kabar ini seperti…. Ah ntahlah… kebetulan, keajaiban, atau apalah namanya, rasanya campur aduk. Yg pasti perjalanan menuju Rinjani akan tetap berlanjut \(^_^)/


Seminggu Sebelum Keberangkatan.
Sampai seminggu sebelum keberangkatan (kalau saya tidak salah), satu persatu anggota tim mundur.
Jeddaaaarr…!! Jujur seperti tersambar petir. (ini ga berlebihan)
Rian, terpaksa harus mundur karena harus lebih fokus ke TA nya.
Kang Andi Budiman harus mundur karena kesehatannya tidak memungkinkan, dan beberapa hari mendekati hari H orang tuanya sakit.
Achie pun sempat memastikan dirinya akan mundur karena sakit.
Saya hanya bisa menerima semuanya dengan terdiam. Ya.. terdiam tanpa ekspresi.
Tapi saya coba menguatkan hati. Yaaa… ini impian saya… hmm… bukan ini impian kami. Kang Roni sempat menguatkan dan meyakinkan saya. Apapun yang terjadi kami tetap berangkat. Kami harus meneruskan perjuangan teman-teman yang tidak ikut.


Hari Keberangkatan
Rabu, 9 Mei 2012
Hari ini adalah jadwal tim berangkat jalur darat. Yaaa… dari 4 anggota tim yg tersisa, hanya saya sendiri yg berangkat via udara untuk mencapai Lombok – Mataram. Maka, yg berangkat hari ini harusnya Kang Roni, Hamzah, dan Achie dari Bandung menuju Lombok.

Tapi kabar apalagi yg saya terima hari ini?
Kabar yg lagi-lagi meruntuhkan pondasi semangat saya.
Kang Roni batal ikut, karena kesehatannya benar-benar tak memungkinkan.
Sebenarnya saya sudah mendengar kabar tentang kesehatannya sejak beberapa hari sbelumnya. Hanya saja saya masih yakin bahwa dia tak selemah yang terlihat. Saya yakin dia akan tetap berangkat.
Tapi kenyataannya… saya harus rela bahwa kang Roni tak dapat melanjutkan perjalanan.

Dan kabar ini tentu saja membuat saya, Hamzah, Achie dan juga mbak Endah bingung tiada tara. Kang Roni yg mempersiapkan hampir 90 % segala perlengkapan dan kebutuhan perjalanan, sekarang harus mundur di detik terakhir.

Dan jujur saja, saya goyah. Achie pun begitu. Bahkan Achie sempat punya plan B jika perjalanan ini tak diteruskan. Tapi, hasil telpon-telponan mbak Endah, Hamzah, dan saya, kami sepakat tetap berangkat apa pun yg terjadi. Yaaa… saya pun mencoba menguatkan diri saya… Saya Harus Tetap Berangkat. Ini IMPIAN saya, IMPIAN kami.

Don’t Stop Me Now!!! Tidak ada hal  ‘urgent’ yg membuat saya harus mundur, meskipun orang-orang yg harusnya berangkat bersama saya mundur. Saya sudah melangkah, berjuang sejauh ini, mengorbankan banyak hal, kenapa saya harus mundur?

Maka, hari ini Achie dan Hamzah berangkat menuju Mataram. Dan kami bertiga memutuskan untuk bergabung dengan tim mbak Endah karena tim kami sudah kacau balau >.<
Dan saya tau dengan sedikit berat hati mbak Endah menyetujui kami bergabung dengannya. Maaf sudah merepotkan ya mbak :)


Jumat, 11 Mei 2012
07.30 WIB masuk kantor. Mengerjakan beberapa hal.
10.00 WIB langsung ngebut balik ke rumah, ambil barang dan bersiap ke bandara.
11.30 WIB sampai bandara. Lari-lari sesak napas dengan keril yang aaahh... saya anggap saja ini latihan sebelum muncak ke Rinjani :D
12.10 WIB take off menuju Surabaya.
15.00 WIB mendarat di Surabaya.
Langsung disambit oleh mas Andrian yg saya ga tau dia udah stand by dari jam berapa. Begitu ketemu, saya malah langsung nodong buat makan. Hahaha… maaf ya mas… makasi juga udah ditraktir :D

Di Surabaya saya janjian ketemu sama mbak Endah, dan kebetulan kita menggunakan pesawat yg sama menuju Lombok. Sayapun hanya punya waktu beberapa jam untuk berleyeh-leyeh, karena jam 18.40 WIB pesawat kami take off.
17.30 WIB kami check-in sebentar, dan si jerapah – Mega Cahaya – nimbrung di Juanda buat jadi tim dadah :D
Ngobrol-ngobrol sebentar, sampailha waktu saya dan mbak Endah untuk masuk ke waiting room. Dan kami bersiap say bye ke mas Andrian dan Mega. Tapi si Mega ini emang cerdas luar biasa. Kecerdasannya sukses buat kami bertiga bengong. Tiket palsu ala Mega sukses membuat Mega dan Mas Andrian masuk ke terminal keberangkatan dan mengantarkan saya dan mbak Endah sampai depan gate waiting room b(^_^)d

- mas Andrian, saya, Mega -


Lombok – Mataram
Finally… kaki ini menginjakkan kaki di tanah pulau Lombok :)


Dan perjalanan siap dilanjutkan.
Berbekal saling kenal di facebook, ternyata mbak Endah mencari teman yg bisa mengantarkan kami setidaknya sampai kota Mataram, karena lokasi bandara ke kota Mataram cukup jauh.
Adalah tim mas Tege – temennya mbak Dian yang merupakan temen lama mbak Endah (aahh.. agak ribet dikit yaaa :D) – yang menjadi teman kami nimbrung saat ini.

Nunggu beberapa belas menit di bandara Lombok, akhirnya tim mas Tege mendarat, mbak Endah coba calling, cari-carian sedikit (karena ga pernah ketemu sebelumnya), akhirnya ketemu. Kenalan, ngobrol, dan akhirnya kita berangkat menuju Mataram, nyari penginepan.

Rencana awal adalah saya dan mbak Endah akan ngumpul di satu penginapan bareng Hamzah, Achie, dan Adhi (temennya mbak Endah juga). Tapi kala itu, kami mencoba menghubungi 3 anak manusia ini, gagal. Handphone Hamzah ga aktif, Achie dan Adhi aktif tp ga diangkat. Sempet was-was, tapi hari memang sudah tengah malam, saya dan mbak Endah berpikir mungkin mereka hanya tidur, kelelahan karena perjalanan darat yang cukup menyita tenaga.

Maka malam ini, kami memutuskan untuk ikut ke penginapan tim mas Tege – Wisma Nusantara 1 – jln. Suprapto no. 28. Aaahh… lagi-lagi kami merepotkan orang yang baru saja dikenal.


Sabtu, 12 Mei 2012
Jadwal hari ini adalah belanja logistik dan menunggu mbak Dian, mbak Indri, mbak Nina, dan mbak Lia – temen-temen satu tim mbak Endah - yang akan menjadi teman perjalanan saya, Hamzah dan Achie.

Sambil menunggu mbak-mbak lainnya tiba di Mataram, saya dan mbak Endah terus menghubungi Hamzah dan yang lainnya yg ternyata sampai pagi ini juga tak kunjung ada kabar.

Saya sudah ga tau berapa kali menghubungi Achie, karena hanya tinggal dia yg handphone nya aktif. Perasaan saya dan mbak Endah carut-marut. Sarapan pagi ini pun terasa ga enak. Segala pikiran buruk mulai datang.

Saya dan mbak Endah mulai menghubungi teman-teman lain yang mungkin sempat berkomunikasi terakhir dengan mereka bertiga. Tapi hasilnya nihil.

Info terakhir hanya sms Hamzah bahwa mereka menginap di Srikandi Hotel. Dan dapat no telp itu penginepan dari Nurul, tapi tetep aja nihil. Malah si receiption bilang gak ada tamu check in atas nama mereka bertiga.

Aaaahh… sempat hampir gila.
Dan beberapa menit kemudian, handphone mbak Endah berbunyi, Hamzah calling. Mbak Endah pun teriak histeris dpt telp dari Hamzah.
Dan ternyata, apa yg dilakukan 3 anak manusia iniiiiiiii…. Mereka bertiga malah kelayapan ke gili trawangan, handphone Achie tinggal di hotel Srikandi, dan handphone Adi dan Hamzah ga ada sinyal di sana makanya ga bisa dihubungi.

Aaaahhh… perasaan campur aduk. Pengen ngubek-ngubek tu anak 3 aja rasanya.

Well… semua telah kembali normal.
Saya dan mbak Endah pun langsung meluncur ke pasar buat belanja logistik. Pasar yang terdekat dengan wisma Nusantara 1 adalah Pasar Dasan Agung. Beras, sayur, telur, air mineral, buah, rempah, dan lainnya diborong. Sepulang dari pasar, barulah Hamzah, Adhie, dan Achie muncul naik motor. Saya langsung saja menyemprot dan gebukin mereka. Masih kesal :D

- belanja logistik -


Dan pulang menuju penginapan, mbak Endah nyobain naik cidomo – transportasi khas Lombok mirip delman :)



- cidomo -



Sampai penginapan kita siap-siap untuk melanjutkan perjalanan.
12.00 WITA semua anggota tim sudah kumpul, termasuk mbak Dian, mbak Indri, mbak Nina, dan mbak Lia.
13.30 WITA kita berangkat menuju desa Sembalun.
Kapasitas mobil yang terbatas, terpaksa di atur sedemikian rupa agar kita bersembilan muat di dalamnya. Yaaak… cukup desak-desakan lha kita di dalam. Menghemat ongkos, maka mobil yg digunakan cukup satu mobil. :D
17.00 WITA sampai di pos registrasi Taman Nasional Gunung Rinjani – Desa Sembalun.
Hari sudah terlalu sore. Tak mungkin dipaksakan untuk melanjutkan pendakian hari ini juga. Maka kami memutuskan untuk bermalam di pos registrasi, yang memang telah tersedia beberapa kamar untuk pendaki yang kemalaman tiba di lokasi.

Minggu, 13 Mei 2012
Kami siap naik Rinjani hari ini.
Matahari belum tampak, tapi kami sudah siap dengan keril masing-masing untuk menapak singgasana Dewi Anjani.

- selamat pagi, Rinjani -

Berdoa sebelum melangkah, dan langkah pertama pun diayunkan.
Udara masih terasa dingin, dan saya merasakan sesuatu pagi ini.
Tim ini…  dengan 7 wanita dan hanya 2 lelaki, dan bantuan 2 porter yg hanya bertugas membawa logistik kami. Sembilan orang yang sama-sama belum pernah ke Rinjani, tak tau medan, tak tau situasi, dan 1 orang yaitu saya yg belum punya pengalaman naik gunung.

Aaahh.. Tim pendakian terekstrim buat saya. Dan saya menguatkan hati dan fisik untuk tidak boleh lemah selama perjalanan ini. Mungkin kalau ada kang Roni, kang Andi dan Rian, ceritanya akan berbeda. Yaaa… saya harus kuat. Saya tidak boleh merepotkan tim ini. Tim ini sudah cukup melewati hari yang berat dan cukup kacau, dan selama perjalanan jangan sampai ada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Setengah jam berjalan, Achie tiba-tiba sakit. Maag nya kambuh. Dan kerilnya pun harus diserahkan ke Adhi. Pfuuhh… cobaan awal. Tapi kami ga boleh drop.
Selanjutnya,, ada jalan yg membingungkan, kanan atau kiri. Ambil kiri, jalan menanjak beberapa meter, terdengar teriakan dari bawah, ternyata kami salah jalan. Aahh… apalagi ini…??
Puter balik. Dan harus tetap semangat. Harus.

4 jam perjalanan di suguhi hamparan luas savana. Indahnya ciptaanMu,, indahnya Indonesiaku ^_^

- savana Sembalun -


09.30 WITA Dan kita tiba di Pos 1. Istirahat sejenak. Lanjut jalan lagi.
11.00 WITA tiba di Pos 2
Dan di Pos 2 kami memutuskan untuk makan siang. Apalagi mengingat Achie yg sakit maag.
12.30 WITA start dari Pos 2
13.30 WITA tiba di Pos 3 ,, shalat zhuhur – Ashar
Dan setelah ini perjalanan akan sangat berat. Begitu katanya. Saya tak membayangkan apa-apa. Dan saya masih yakin saya kuat.
7 bukit penyiksaan.
Pfuuuhh… ngos-ngosan… capek tiada tara. Kami yg tadinya sejalan pun terpencar. Di depan ada Adhi, mbak Indri, mbak Dian, dan mbak Lia. Saya dan mbak Endah ada di lini tengah. Di belakang kami, ada Achi, Hamzah, dan mbak Nina.
Hujan,, kedinginan,, dan haripun mulai gelap.

- Ekstrim Team, ki-ka/ atas-bawah >> mbak Nina, mbak Lia, Hamzah, mbak Endah, Achi, Adhi, Saya, mbak Dian, mbak Indri -


-- to be continued --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar