Maka… ketika impian itu terkubur, tentu
aku tak ingin ikut menguburnya. 2014, resolusi ku adalah MENIKAH dan berada di SEMERU
bersama suami.
Alhamdulillah… Resolusi pertama yaitu
menikah baru saja berlangsung seminggu lalu, dan next semeru. Yaaa… impian ku
hanya bisa ada di semeru. Aku tak pernah menuliskan atau meminta Tuhan mengabulkan untuk
aku sampai ke puncak semeru (mahameru). Dan terjadilah… yaaa.. Tuhan akan
mengabulkan doa setiap hamba-Nya… hanya saja harusnya permintaan itu lebih
detail -_-‘
Karena pada kenyataannya, perjalanan ku menuju mahameru mendapat larangan dari ortu dan mertua. Perjalanan tetap dilanjutkan hanya saja, aku dan suami tidak boleh sampai ke puncak.
Karena pada kenyataannya, perjalanan ku menuju mahameru mendapat larangan dari ortu dan mertua. Perjalanan tetap dilanjutkan hanya saja, aku dan suami tidak boleh sampai ke puncak.
Yaaaa.. kurasa aku memang tak akan
pernah diizinkan Allah untuk sampai ke puncak gunung manapun. Setelah tak
menjejak puncak Sinabung, tak juga puncak Sibayak, kemudian tidak juga Rinjani,
sekarang.. puncak Mahameru pun tak bisa ku sentuh. Tapi… aku akan tetap
bersyukur untuk tiap proses dan perjalanan yang aku nikmati sampai hari ini.
Day 1
Agaknya petualangan ini berjalan
kesiangan. Aku, mas Danang (suami), mas Yudhi (sohib terawetku), dan Adhi
(teman andalan ngegunung :D) tiba di
Tumpang sekitar jam 9 pagi. Belanja logistik, isi simaksi, sewa jeep ; yang
Alhamdulillah kita ditawari oleh sekelompok mahasiswa dari Jogja dan Bengkulu,
jadi bisa patungan rame-rame. Jam setengah 11 jeep berangkat menuju Tumpang.
Lumayan… dengan kondisi jalan yang tak
semuanya mulus, bahkan berbelok tajam, ditambah penumpang jeep yang
desak-desakan :D sukses buat saya pusing dan mual.. kebiasaan… si hobi
traveling ini selalu bertemu dengan rasa mual… hahaha…
Dan ketika jeep berhenti di tempat ini…
meski jackpot (alias isi perut) nyaris keluar… terbayar dengan pemandangan
Nusantara yang Subhanallah. Lupa sama mual, lupa sama ga enaknya
terguncang-guncang di atas jeep ^_^
Bromoooooooo.... |
Sekitar jam 12 lebih sedikit, kamipun
sampai di Tumpang, singgah di musholla untuk sholat, packing ulang keril, dan
isi perut dulu di warung sekitar.
Setengah 3, dengan diawali doa dan foto
bersama dengan tim Jogja-Bengkulu, kami pun mengayunkan langkah pertama dan
beribu langkah selanjutnya menuju Ranu Kumbolo.
Yaaaa.. faktor ga pernah olahraga,
meski tiap hari naik turun tangga di kantor, tetep aja ngos-ngosan parah
sepanjang jalur awal. Suami dengan setianya nungguin setiap aku minta rehat,
dianya nyantai aja, istrinya udah sesak napas.. ahahaha…
Sampai di pos 1,, mas Danang mulai ga
tega… kerilku pun dilepas dan dia yang bawa.
Bahagia nya entah udah kayak apa… hihih…
(antara seneng karena lepas keril plus seneng punya suami seperhatian ini.. hihi) eh tapiii… tetep… perjalanan masih jauh yak. Masih ada 3 pos lagi sebelum Ranu
Kumbolo. Malah jadi balik ga tega juga akunya liat dia gotong 2 keril sepanjang
perjalanan.
Sampai di pos 3, hari mulai gelap,
khawatir ku pun bertambah mengingat mas Danang bermata minus dan perlu ekstra
hati-hati berjalan di kegelapan. Maka Adhi lha yang turun tangan, gantian bawa
kerilku. Dasar Adhi… si kapten tower… manusia berperawakan tinggi, kerilnya
juga lebih tinggi dari dia, bukan cuma bisa bawa 2 keril, 3 juga dia oke :D
Fyuuwww… ga cuma jalan yang mulai
melambat karena kaki mulai lelah, dingin pun mulai menusuk.
Dengan kesigapan Adhi yang biasa
ngegunung, maka dia pun mengambil inisiatif memacu kecepatan berjalan lebih
dulu dari kami untuk bisa segera mendirikan tenda, agar ketika kami sampai bisa
segera beristirahat.
Hampir pukul 7 malam, kami yang tinggal
bertiga akhirnya sampai di Ranu Kumbolo, tapi
malah tak menemukan Adhi. Aaaahh… mulai cemas. Memori dengan kejadian yang hampir sama waktu
nge-Rinjani bareng Adhi pun mulai terputar di kepala >.< Teriakan kesana-sini memanggil Adhi pun
tak bersahut. Malah ketemu tim Jogja-Bengkulu, dan memberikan informasi bahwa
Adhi ada di pos perkemahan Ranu Kumbolo dekat tanjakan cinta.
Eeerrr… tanjakan cinta sebelah
manaaaa..?? kita bertiga kan buta semeru. Mana gelap lagi. Tubuhku kedinginan
makin ga karuan. Tapi kami harus tetap jalan. Mas Danang yang tadi sempat
keseleo pun mulai berjalan makin melambat.
Dengan tetap terus berdoa, akhirnya
jalur menuju perkemahan Ranu Kumbolo yang dimaksud mulai kelihatan, dan kami
pun akhirnya menemukan Adhi.
Daaaann… BLaaaarr.. kami bertiga
berhamburan ke dalam tenda sekedar mencari hangat sejenak :D kemudian segera
dobel kostum dengan jaket, sarung tangan dan kaus kaki.
Usai menunaikan shalat, kami pun
bersiap makan malam. Dengan menu andalan Adhi, bakwan jagung,, perut pun
kenyang tiada tara.. dan tubuh pun siap diistirahatkan.
Day
2
Pagi, Ranu Kumbolo ^_^
Subhanallah….
Ada
syukur yang terucap tak henti-hentinya mengingat aku bisa sampai disini. Bersama suami
pula. Impian yang meski belum kesampaian bersama sahabat-sahabat "best I ever had", tapi impian
bisa nge-gunung sama suami adalah termasuk salah satu impian terbesarku. Yaaa..
meski kali ini ga bisa sampai puncak :D
Entah
kapan… bisa kembali menikmati pagi di Ranu Kumbolo. Maka mari rasakan setiap
detak jantung dan nafas yang terhembus di tempat ini. Dan selesaikan misi ku ke
semeru kali ini.
Here
they are…
Demi kalian "the best I ever Had" aku bisa sampai disini |
Meski aku
tak bersama ke-11 sahabat-sahabatku, yang kita sangat ingin bisa sampai disini,
maka berharap dengan menuliskan kalian di kertas ini dan membawa kalian di hati
dan di setiap jejak langkah ku di sepanjang jalur semeru bisa berarti sama
terwujudnya impian kita.
Mission
complete ;)
Hari
pun semakin siang. Sarapan ala suami tersayang sudah tersaji :) (jangan Tanya
kenapa bukan saya yang masak ya wahai pembaca :D ) lengkap dengan seduhan kopi
ala Adhi.
Jam 10
pagi… kami siap melanjutkan perjalanan.
Mas Yudhi
dan Adhi bersiap menuju kalimati dan dilanjutkan menuju puncak, sementara aku
dan mas Danang hanya bisa berbesar hati ikut melanjutkan perjalanan sampai
oro-oro ombo saja. Yaaaa… ikut ngerasain tanjakan cinta (meski sudah tak
berlaku bagi aku dan suami.. hihii) tapi… lumayan… kembali buat ngos-ngosan.
Dan sayang… karena sedang musim panas,, oro-oro ombo tak seindah seharusnya…
gersang.
Ready to go to Tanjakan Cinta |
Oro-oro ombonya keriiing :( |
dan kami pun berpisah disini |
jam 3 sore, aku dan mas Danang sampai kembali di Ranu
Kumbolo. Dan jam segini angin udah berhembus aja dan mulai terasa kembali hawa
dingin. Niat berkeliling dan hunting foto sore di seputar Ranu Kumbolo pun tak
terlaksana. Jadilah menghabiskan waktu dengan ngobrol (yesss.. quality time..
kapan lagi bisa berduaan di gunung *eh :D ) ,, ngopi,, ngemil, masak, makan,
dan kemudian tidur lebih awal. Kemudian berdoa untuk Adhi dan mas Yudhi agar
mereka selamat, berhasil sampai puncak, dan turun kembali tanpa kurang satu
apapun.
Day 3
Pagi
ini agak mendung. Matahari yang menyapa antara 2 bukit di Ranu Kumbolo pun
muncul dengan malu-malu. Dan aku… masih setia dibalik sleeping bag menahan
dingin. Sedang mas Danang sudah berkeliaran di luar sana untuk hunting foto.
Setelah
sholat shubuh, kami pun bergegas menyiapkan segala sesuatunya untuk pulang hari
ini.
Sesuai
kesepakatan, aku dan mas Danang akan berjalan turun duluan menuju Ranu Pani dan
berjanji akan menunggu mas Yudhi dan Adhi. Aku yakin, mereka akan sampai tak
terlalu lama dari kami. Mengingat aku yang jalannya lambat dan mas Danang pun
masih dalam kondisi kaki yang belum sehat betul.
Jam
tanganku menunjukkan jam 9 lebih beberapa menit. Kami pun mengayunkan langkah
menuju Ranu Pani. Dan perjalanan turun kali ini pun benar-benar kami nikmati.
Bolak-balik berhenti untuk foto, istirahat sambil becandaan… aaahh… iya.. ini
moment yang belum tentu keulang. We enjoy and happy. Setiap istirahat ada aja
tingkah sang suami yang bikin ngakak… padahal kakinya lagi sakit,, tapi raut
wajahnya ga sedikit pun menunjukkan rasa sakit dan lelah.
“
kenapa waktu malam kita jalan menuju Ranu Kumbolo, kamu ga mau lepas keril biar
adind yang bawa…?“ tanyaku saat berhenti untuk beristirahat. “Padahal kakimu
udah sakit banget kan waktu itu..? jalanan gelap lagi.. Adind tau kamu mulai
susah jalan.”
“Mana
mungkin mas tega biarin kamu yang juga udah ga kuat jalan bawa keril mas.
Sedangkan keril kamu aja Adhi yang bawa. Ga mungkin kamu bawa keril mas yang
berat ini” jawabnya dengan tenang dan senyum, yang buat aku ga bisa ngomong
apa-apa lagi.
- Dan
kamu akan mengetahui karakter asli seseorang
saat mendaki gunung-
Aku
pernah ingat seseorang berkata demikian. Dan dari beberapa perjalanan ku naik
gunung, sungguh pernyataan itu benar adanya. Dan aku merasa semakin beruntung
dan bahagia menikah dengan seorang Danang Sigit.
Dengan
kesabarannya nungguin aku yang kadang jalan ga sampai 10 meter minta istirahat,
dengan senyumnya dan guyonnya yang jadi obat setiap aku memelas mulai kelelahan sehingga bisa
semangat lagi, dengan ketulusan hatinya yang tetap berusaha kuat berjalan di
kegelapan malam tanpa mau aku bantu meski aku tau dia sulit berjalan hanya
dengan bermodal headlamp.
Kalau
ga mikir itu di gunung, mungkin sebuah pelukan sudah mendarat ditubuhnya ^_^
I Love You :) |
Hampir
setengah 3 kami pun sampai di Ranu Pani.
Kami
pun menunaikan shalat, sekedar bersihin badan, dan lanjut makan siang sambil
menunggu Mas Yudhi dan Adhi.
Dan
tak sampai 3 jam kemudian, mereka pun tiba.
Alhamdulillah…
Semua
selamat…
Dan mereka
sukses mencapai puncak Mahameru.
Bahagia
rasanya bisa membantu mewujudkan mimpi sahabat terawetku, mas Yudhi, yang ingin sampai
puncak Mahameru. Tapi berhasilnya dia ada di puncak tentu juga karena mental
dan tekad yang sekuat baja. And I’m proud him.
Terimakasih
untuk segalanya…
Adhi
yang sudah berbaik hati mau jadi porter andalan ;)
Mas
Yudhi yang rela jadi bodyguard nya aku dan suami… hihihi…
Dan
kamu… suamiku, mas Danang… porter pribadi ;)
yang bersedia menemani mewujudkan misi dan impian terbesar istrimu..
*hug*
Oh iya..
Makasi juga..
Buat
temen-temen yang ditemui di Jakarta (Rian-yang udah bawain makan siang dan
ngasih hadiah pernikahan, Andra, Ojan-yang udah bawain eskrim, Deti-Anjar yang
sempet2nya juga ngasih hadiah pernikahan, miss Eha- yang udah rela jadi tempat
kami istirahat sejenak, mas Ndank, mas Aries, Juljul yang sudah meramaikan
dengan potongan2 Pizza di rumah miss Eha)
Buat Temen-temen
di Malang, (Teza, Acol, Mega, Mas Fa, Dini, yang udah nyambit kami sejak di stasiun,
direpotin dengan urusan tiket pulang, cari perlengkapan buat muncak, dianterin
kemana-mana slama kami di Malang)
Sekali
lagi,, terimakasih… dan maaf jika terselip hal yang menyakiti :)
Semeru…
Mahameru…
semoga kita bisa bertemu lagi…
semoga kita bisa bertemu lagi…
Aku
pasti akan merindukanmu ^_^
Medan-Jakarta-Malang ; 6-9 Sept 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar